HARIAN DISWAY - Pesta demokrasi Pemilu 2024 telah usai dan menyisakan luka bagi keluarga korban anggota KPPS. Di Jawa Timur, per 17 Februari 2024, dilaporkan sebanyak sembilan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dinyatakan meninggal saat sedang bertugas di hari coblosan.
Hal tersebut telah terkonfirmasi oleh Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur (Jatim) Rochani. Tidak hanya KPPS, namun juga menelan korban dari Linmas TPS dan Sekretaris TPS.
Rochani mengatakan jumlah tersebut jauh menurun dibandingkan korban KPPS di Jatim pada penyelenggaraan Pemilu 2019. "Saat itu yang meninggal mencapai 87 orang. Itu dari Linmas, KPPS, saksi, bahkan pemilih saat di bilik suara," ungkapnya ketika dihubungi Harian Disway melalui pesan teks, Sabtu 17 Februari 2024.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan, faktor penyebab kematian beragam. Ada yang akibat kecelakaan kendaraan, terkena sengatan listrik saat cek sound. Atau memang telah memiliki riwayat penyakit bawaan seperti diabet dan hipertensi.
BACA JUGA:Usai Coblosan, Polres Tulungagung Ajak Warga Jaga Kerukunan
Petugas KPPS yang meninggal akibat tersetrum listrik mikrofon terjadi di Kabupaten Jember. Korban bernama Mustakim, 53. Kejadian tersebut saat dirinya sedang menyiapkan pencoblosan di TPS 35 Desa Wringinagung, Jember.
Rochani mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi agar tidak terjadi lagi di pemilihan berikutnya. "Tentunya semua berharap tidak ada penambahan angka ya, Mbak," ucap Rochani.
Di sisi lain, masa kerja petugas KPPS juga akan segera berakhir. Yaitu 25 Februari 2024. Meski begitu, KPU Jatim hingga kini terus memonitoring kondisi kesehatan dan keselamatan jajaran penyelenggara pemilu. Khususnya KPPS dan Linmas di Jawa Timur. (*)