HARIAN DISWAY - Budayawan Banyuwangi Aekanu Hariyono selalu optimistis dengan budaya yang dijunjungnya –terutama budaya Osing. Baginya, salah satu cara menjaga tradisi, seni, dan budaya yang berkembang agar tetap lestari adalah dengan menghargai para pelaku yang terlibat di dalamnya.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Pengusaha dan YouTuber Mardigu Wowiek Prasantyo: Shi Bai Nai Cheng Gong Zhi Mu
“Kita seharusnya selalu mencintai kehidupan dengan melakukan apa yang terbaik di bidang kita masing-masing. Menjadi pembakti pada kehidupan kita sendiri,” ujarnya. Ya, sebagaimana yang ribuan tahun silam diajarkan pepatah Tiongkok, kita mesti ”恪尽职守” (kè jìn zhí shǒu): memberikan dan melakukan yang terbaik bagi apa yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Dalam hal melestarikan budaya Osing, misalnya, sosok pembakti memang dibutuhkan sekali. Seorang pembakti akan selalu bekerja dengan tulus. “Pembakti itu akan melakukan yang terbaik untuk masyarakat. Tanpa pamrih,” ucap mantan kasi Budaya dan Adat Istiadat Dinas Kebudayaan dan Parwisata Kabupaten Banyuwangi itu.
Dengan komitmennya sebagai pembakti itu, keyakinan Aekanu bahwa batik akan tetap abadi rasanya bukan isapan jempol semata. Setidaknya bila melihat dari tampilan Aekanu sendiri yang sehari-hari tak pernah lepas dari batik.
Sungguh, sulit menemukan Aekanu tanpa sehelai batik di tubuhnya. Lihat saja dari udheng di kepalanya. Lantas turun ke leher dengan sebuah syal batik dengan motif khas Banyuwangi yang dikalungkannya.
Melengkapi hem, kaos oblong, beskap, ataupun jas yang dipakainya, Aekanu selalu memesona dengan kain batik yang dipakainya sebagai bawahan. “Inilah cara saya melestarikan batik. Jika kita mau batik tak punah, ya harus dikenakan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Aekanu.
Tentang itu, Aekanu sejatinya juga bagian dari sosok yang disampaikannya. Tak bisa dielak bahwa pria inilah yang berhasil membawa desa Kemiren sebagai kampung wisata suku Osing satu-satunya. Desa yang menjaga keaslian adat-istiadat suku Osing itu menjadi jujukan prioritas para wisatawan domestik dan mancanegara.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Cici Jawa Timur 2021 Piniela Sutandi: Quan Xin Quan Yi
Di sana, ada pelbagai pilihan paket wisata budaya alternatif yang dikemas dengan melibatkan komunitas adat dan penggiat seni Osing. Desa itu diibaratkan Aekanu seperti salah satu pintu masuk yang potensial menuju ke kabupaten paling ujung timur pulau Jawa itu.
“Dari sana kita akan membawa siapapun yang datang untuk menjelajahi Banyuwangi lebih jauh sebagai destinasi wisata yang lengkap. Untuk mewujudkannya, perlu para pembakti yang mau bersama-sama terlibat mengelola potensi. Anda juga,” tegas Aekanu. (Heti Palestina Yunani)