Refleksi 82 Tahun Peringatan De Slag in de Java Zee: Gaungkan Perdamaian dari Ereveld

Kamis 29-02-2024,00:34 WIB
Reporter : Annisa Dyah Novia Arianto
Editor : Heti Palestina Yunani

Padahal, sejumlah diplomasi perdamaian dan hak asasi manusia telah digaungkan. Maka dari itu, peringatan Pertempuran Laut Jawa bisa menjadi salah satu cara untuk menyadari bahwa perang bukanlah solusi.

Sementara itu, Konsul Kehormatan Belanda Lily Jessica Tjokrosetio menyambut baik peringatan tersebut. Menurutnya, pelaksanaan seremoni perngatan itu semakin baik tiap tahunnya. Semakin banyak turis dan masyarakat lokal yang bertandang ke ereveld.

Lily berharap bisa terus melanggengkan memori sejarah ke generasi yang paling muda. “Kita perlu menanamkan diplomacy above war kepada masyarakat. Apalagi, prinsip kita adalah kemusyawaratan, bukan peperangan,” kata Lily.

Pertempuran Laut Jawa bermula saat Surabaya menjadi pangkalan Angkatan Laut yang terakhir di Asia Tenggara usai jatuhnya Manila dan Singapura pada 1942.
Prosesi meletakkan krans atau karangan bunga di Monumen Karel Doorman yang salah satunya disematkan oleh perwakilan De Indo Club Soerabaja yakni Yan Ferdinandus (kiri). -Moch Sahirol Layeli-

BACA JUGA: Survei Indikator Pasca Pilpres: Prabowo-Gibran Banyak Dipilih Perempuan dan Pemilih Non Muslim

Dari pelabuhan itu, eskader sekutu yang terdiri dari kapal-kapal perang Belanda, Inggris, Amerika, dan Australia berangkat untuk menggagalkan pendaratan bala tentara Jepang di Jawa Timur. 

Dipimpin Doorman, pertempuran dengan armada Jepang mengakibatkan tenggelamnya tiga kapal Belanda: Hr.Ms. Java, Hr.Ms. Kortenaer, dan Hr.Ms. De Ruyter. Lewat Monumen Karel Doorman, terkenang sebanyak 915 tentara AL Belanda yang gugur dalam Pertempuran Laut Jawa. (Heti Palestina Yunani-Annisa Dyah Novia Arianto)

Kategori :