Sementara mengacu pada rasio keuangan, biaya dana per Desember cenderung flat dimana Cost of Fund berada pada level 4,3 persen. Dengan kembali dipertahankannya seven days repo rate menjadi 6 persen, Bank BJB harus melakukan manajemen aset dan likuiditas yang lebih optimal, menyikapi kondisi
“Higher for Longer”.
Rasio kredit macet alias Non Performing Loan (NPL) mampu dijaga rendah di level 1,35 persen dengan Loan Coverage pada level 113,5 persen dengan Rasio CAR pada level 20,1 persen dan tier-one rasio pada level 15,3 persen.
Dengan catatan kinerja tersebut, efisiensi dalam kegiatan operasional terus didorong bersamaan juga dengan potensi-potensi fee based income yang terus dioptimalkan, sehingga menutup tahun 2023 tercatat laba Rp 2,1 triliun dan laba setelah pajak sebesar Rp 1,7 triliun.
Dengan kerangka kerja yang solid dan komitmen yang kuat, Bank BJB siap menghadapi tantangan dan memperluas jangkauan bisnisnya untuk memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan. “Kami berkomitmen untuk terus mengoptimalkan kinerja bisnis kami sambil memperhatikan prinsip-prinsip berkelanjutan dan tanggung jawab sosial,” kata Yuddy. (*)