Dengan komitmen penuh dalam menjalankan aktivitas bisnis dan operasional, Bank BJB berpartisipasi aktif dalam climate risk management dan scenario analysis (CRMS) untuk mendukung tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060 bersama 6 bank perwakilan lainnya yang terdiri dari perbankan besar di Indonesia.
Secara finansial, Bank BJB mencatatkan beberapa pencapaian, termasuk pertumbuhan kredit sebesar 7,5 persen year on year pada kuartal keempat 2023. Meskipun ada sedikit perlambatan, Bank BJB tetap fokus pada segmen dengan yield tinggi untuk menjaga kinerja keuangan yang tangguh dan efisien.
Dengan capaian tersebut, Bank BJB berhasil mencatat laba sebesar Rp 2,1 triliun pada tahun 2023, serta menunjukkan kinerja keuangan yang tangguh dan efisien. Adapun Consumer Loan dengan yield 12,2 persen mampu tumbuh 6,3 persen year on year.
Yuddy optimis, Consumer Loan sebagai Captive Market masih memiliki peluang pertumbuhan yang baik, dari pembukaan penerimaan ASN setelah periode moratorium yang panjang serta alih fungsi P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Apalagi secara populasi, tenaga P3K di Jawa Barat dan Banten telah bertambah 18.157 individu sepanjang semester kedua tahun 2023 saja. Demikian pula dengan tenaga P3K yang menjadi debitur Bank BJB.
Fakta itu mendorong pertumbuhan bisnis konsumer dari 5,6 persen year on year pada triwulan kedua, menjadi 6,3 persen year on year pada triwulan keempat, dengan rate 25 sampai 50 basis poin di atas untuk loan baru yang dibukukan.
Bank BJB bersyukur, transaksi KUB dengan Bank Bengkulu akhirnya disetujui OJK setelah menempuh waktu kurang lebih dua tahun sejak proses dimulainya pada Januari 2020, dan akan dikonsolidasikan laporan keuangannya untuk periode 31 Maret 2024. Bank BJB menjadi BPD pertama yang menjadi induk dari BPD lainnya.
Selanjutnya untuk KUB Bank BJB, capital allocation untuk 3 BPD yang belum dilakukan injeksi modal kurang lebih Rp 250 miliar sampai dengan Rp 500 miliar, tergantung hasil kajian dan valuasinya. “Sinergi bisnis pun akan diakselerasi untuk me-leverage bisnis model Bank Bengkulu,” tegas Yuddy.
Adapun Dana Pihak Ketiga tumbuh mengimbangi penyaluran kredit yang diberikan dengan menjaga LDR yang optimal per Desember sebesar 87,5 persen, sekaligus rasio-rasio likuiditas lainnya sesuai ketentuan regulator yang ada. Dimana total Dana Pihak Ketiga sampai dengan Desember tercatat sebesar Rpb136,6 triliun, menjaga dampak kenaikan suku bunga melalui rebalancing aset dan liabilitas yang sensitif dengan memastikan kondisi likuiditas terjaga dengan baik.