HARIAN DISWAY - Perwakilan pemerintah daerah, lembaga keuangan, pelaku usaha, dan akademisi se-Jawa Timur berkumpul dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Jumat, 8 Maret 2024. Pertemuan ini fokus pada analisis faktor-faktor inflasi dan strategi pengendaliannya di Jawa Timur.
Kenaikan Harga Bahan Pokok Jadi Sorotan Utama
Kenaikan harga bahan pokok dan dampaknya terhadap inflasi lokal menjadi sorotan utama dalam pertemuan ini.
Para peserta sepakat untuk memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan lembaga terkait untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok.
Strategi untuk meningkatkan produksi dan distribusi produk pangan lokal juga menjadi fokus utama dalam upaya menekan inflasi.
BACA JUGA:Harga Eceran Tertinggi Beras
BACA JUGA:Beras Melimpah, Pemkot Surabaya Buka 322 Titik Pasar Murah Jelang Ramadan
Kerja sama antar daerah dianggap penting untuk memastikan ketersediaan pangan yang memadai dan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Analisis Inflasi Bulanan Jawa Timur
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea, memaparkan analisis inflasi bulanan Jawa Timur. "Pada Februari 2024, inflasi Jawa Timur mengalami peningkatan sebesar 0,49%, dibandingkan deflasi 0,10% pada Januari," katanya.
Meskipun inflasi bulanan Jawa Timur sedikit lebih tinggi dari inflasi nasional (0,37%), inflasi tahunan Jawa Timur masih dalam rentang target nasional 2,5%, yaitu 2,81%.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, terutama beras, menjadi penyebab utama peningkatan inflasi bulanan.
Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektoral
Pertemuan TPID se-Jawa Timur 2024 menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam mengendalikan inflasi.
Erwin Gunawan Hutapea menekankan hal itu sebagai langkah strategis untuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok bagi masyarakat Jawa Timur. "