Wow, Pertamina Raih Cost Optimization Rp 19,4 Triliun

Selasa 12-03-2024,04:59 WIB
Reporter : Yusuf Ridho
Editor : Tomy Gutomo

JAKARTA, HARIAN DISWAY – Berbagai upaya dilakukan Pertamina untuk melakukan efisiensi biaya dan peningkatan laba. Mulai dari berbagai program inovasi teknologi, business model improvements, dan sinergi entitas. Hasinya luar biasa. Pertaminan mencapai cost optimization hingga USD 1,25 Miliar atau sekitar Rp 19,4 triliun pada 2023. 

Itu benar-benar karena cost optimization yang dijalankan di seluruh Pertamina Grup. Sepanjang tahun 2023 sebanyak 301 program cost optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional. Hal ini menunjukkan kinerja bisnis perusahaan energi plat merah kini semakin gesit, lincah, dan efisien. 

 

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada acara Cost Optimization Appreciation Day, pada Rabu, 6 Maret 2024 lalu menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim yang memberikan kontribusi luar biasa untuk mencapai hasil ini. Keberhasilan ini merupakan bukti bahwa Pertamina sanggup beradaptasi dan berinovasi.

“Upaya ini tidak sekadar memangkas biaya, tetapi juga mengubah dan meningkatkan model operasional secara menyeluruh. Dampaknya luar biasa tahun 2023 seluruh program cost optimization di Pertamina Grup berkontribusi hingga USD 1,25 Miliar,” ujar Nicke


Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat memberikan sambutan pada acara Cost Optimization Appreciation Day yang diselenggarakan di Ballroom Grha Pertamina, Jakarta-Pertamina-

Nicke mengatakan, keberhasilan dalam optimasi biaya sangat berperan dalam mendukung peningkatan pendapatan dan laba perusahaan. Dengan operasi yang lebih efisien, Pertamina mampu mengoptimalkan potensi pendapatan yang lebih besar dan menjadi pemimpin di bisnis energi nasional.

 “Pertamina, kini semakin kokoh dalam komitmennya untuk terus berinovasi, menjaga efisiensi operasional, dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin di sektor energi di Indonesia,” imbuh Nicke.

Inovasi Pertamina juga semakin beragam. Mulai dari  hulu, pengolahan, distribusi maupun pemasaran. Di sektor hulu, inovasi yang dijalankan antara lain sentralisasi pengadaan chemical dan borderless operation.

Di sektor pengolahan, inovasi yang dilakukan antara lain optimasi pengadaan crude, program efisiensi konsumsi energi dan optimalisasi unit proses. Di sektor distribusi, dilakukan inovasi optimasi rute, parcel size dan tonnase.

Sementara di sektor commercial & trading, Pertamina menjalankan program efisiensi proses pengadaan LPG & BBM. Selain itu, di Holding Pertamina juga menjalankan program optimasi seperti liability management, renegosiasi pajak, sentralisasi infrastruktur IT, optimasi asset-aset penunjang dan sentralisasi proses pengadaan barang dan jasa. 

 “Sinergi bisnis, digital transformation, revenue enhancement, dan low risk ESG inilah empat fokus untuk meningkatkan cost optimization tahun ini,” lanjut Nicke.

 Komisaris Pertamina, Heru Pambudi menyampaikan apresiasi atas segala inovasi dan totalitas dalam menjalankan program optimasi biaya di lingkungan Pertamina Group, “Untuk meraih visi Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia, implementasi optimasi cost setiap lini Pertamina Group menjadi sangat penting," ucapnya.

Menurut Heru, pembangunan budaya sadar biaya berpatokan pada revenue melalui program optimasi biaya sebagai perwujudan budaya AKHLAK, terbukti berhasil memperkuat daya tahan Pertamina dan jadi pondasi untuk terus bergerak.

 "Penggunaan anggaran juga harus optimal, efisien dan governance. Pertamina harus mampu menerapkan prinsip zero tolerance untuk tindakan korupsi," tegas Heru.

Kategori :