JAKARTA, HARIAN DISWAY - Masa mudik lebaran tahun 2024 akan dimulai pada awal bulan April 2024 mendatang. Dengan puncaknya pada Sabtu, 6 April 2024 sampai Senin, 8 April 2024.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan setidaknya ada 3 titik rawan kemacetan yang saat ini tengah menjadi perhatian stakeholder gabungan penaggung jawab layanan mudik.
"Yang pertama itu di (Jalan Tol,Red) Cipali karena ada ruas yang mengecil," kata Budi pada konferensi pers “Persiapan dan Rencana Operasi Angkutan Lebaran Tahun 2024” di Jakarta, Minggu, 17 Maret 2024.
Pada mudik tahun 2022 hingga 2023 lalu. Ruas Jalan Tol Trans Jawa yang menjadi transisi antara Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) memang kerap menjadi biang kemacetan.
BACA JUGA:Tema Angkutan Lebaran 2024: Mudik Ceria dan Penuh Makna
Pasalnya, Jalan Tol Jakarta-Cikampek memiliki kapasitas yang lebih lebar dibandingkan dengan Jalan Tol Cipali. Selain itu kecepatan tempuh di Jakarta-Cikampek juga lebih tinggi. Selepas Gerbang Tol Cikampek Utama yang menjadi ujung dari Jakarta-Cikampek, kapasitas lajur jalan tol berkurang sehingga rawan terjadi bottleneck
Hal yang sama juga kerap terjadi di pelabuhan di dua ujung Pulau Jawa. Yakni Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni dan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Kendaraan bergerak masuk ke dalam kapal fery di Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk-Kemenhub-
"Kemudian di Merak ada antrian kendaraan sama juga di Ketapang," lanjut Budi.
Di Pelabuhan Merak sendiri, kerap terjadi bottleneck akibat kecepatan arus kendaraan yang tidak terkendali dari Jalan Tol Jakarta-Merak. Sementara kapasitas tampungan kendaraan Pelabuhan Merak sendiri sangat terbatas. Belum lagi dengan problem pemudik yang belum memiliki tiket yang membuat panjang antrian.
BACA JUGA:Potensi Lonjakan Pergerakan Masyarakat Mudik Lebaran 2024 Bisa Tembus 190 Juta Orang
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah akan menerapkan sistem penundaan (delaying system) dan buffer zone berupa areal parkir yang menjadi tempat tunggu bagi kendaraan di luar pelabuhan Merak dan Ketapang untuk meringankan beban areal parkir pelabuhan.
"Kami juga menghimbau agar para pemudik memilik tiket maksimal H-1 sebelum menyeberang. Agar kami bisa tahu seberapa banyak kendaraan yang akan menyeberang itu lebih mudah bagi menejemen," kata Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugianto.
Menhub Budi melanjutkan, selain di jalan tol dan pelabuhan, pihaknya juga mengidentifikasi antrian di simpul perhubungan laut seperti di Pelabuhan Medan, Batam, dan Samarinda.
"Untuk udara akan terkonsentrasi di Bandara Soekarno-Hatta dan I Ngurah Rai Bali," katanya.