SURABAYA, HARIAN DISWAY - Laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) 2023 Kota Surabaya secara umum dibacakan pada Rapat Paripurna (Rapur) di DPRD Kota Surabaya, Rabu, 20 Maret 2024.
Dewan juga membentuk panitia khusus (pansus) sebagai fungsi pengawasan DPRD Surabaya atas kinerja Pemkot Surabaya.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti mengatakan pelbagai capaian berhasil diraih Pemkot Surabaya, seperti penurunan angka kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM) hingga pertumbuhan ekonomi.
Namun, Kota Surabaya masih menyisakan banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.
LKPJ Kota Surabaya 2023 dibacakan saat Rapat paripurna (Rapur) di Gedung DPRD Kota Surabaya, Rabu, 20 Maret 2024.-Wulan Yanuarwati -HARIAN DISWAY
"Terkait rusun (flat), pemenuhan kebutuhan rumah untuk warga. Kita tahu Surabaya dengan jumlah penduduk sangat padat, keluarga baru ada banyak. Pemenuhan kebutuhan rumah tak mudah, begitu mahalnya rumah di Surabaya. Kemudian ketersedian rusun yang masih terbatas," paparnya usai Rapur.
Menurutnya, Pemkot Surabaya masih mengandalkan program perbaikan rumah bagi warga yang memiliki rumah tak layak huni. Program ini bagus, tapi hanya bisa dirasakan bagi mereka yang sudah memiliki rumah maupun lahan.
"Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki rumah, dibutuhkan unit rusun. Kita masih punya problem terkait rusun, ini masih PR," imbuhnya.
Kemudian, Reni juga menyoroti persoalan kemacetan masih terjadi di Kota Surabaya.
Progres pengadaan moda transportasi publik sudah ada dan patut diapresiasi. Meski begitu, proyek ini masih belum tuntas.
BACA JUGA:Tantangan Proyek MRT di Surabaya Sangat Kompleks
"Kemudian pengendalian banjir masih ada PR. Ada peningkatan indeks infrastruktur, tapi banjir masih PR tapi progres infrastruktur. Saya lihat ada progres tapi penuntasan masih belum. Kita masih merasakan beberapa wilayah masih ada banjir," ujarnya.
Hal yang tak kalah penting menurut Reni ialah penanganan pengangguran di Kota Surabaya belum maksimal.
Memang, sudah banyak program dilakukan seperti rumah padat karya, job fair dan sinergitas dengan perusahaan untuk penyerapan tenaga kerja.