SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur kian melonjak. Dalam tiga bulan pertama 2024, tercatat sudah ribuan kasus DBD ditangani.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur, mulai Januari hingga minggu ketiga Maret 2024, DBD di Jawa Timur sudah mencapai 6.515 kasus.
Naik drastis dibanding tahun 2023 sebanyak 9.401 kasus DBD dalam setahun.
“9.401 itu (kasus) setahun, sedangkan ini baru tiga bulan sudah mencapai enam ribu,” ucap Kepala Dinkes Jatim Erwin Astha Triyono, Rabu, 27 Maret 2024., Rabu,
“Pemicunya musim hujan. Tetapi kita tidak boleh menyalahkan alam begitu saja, karena yang terpenting adalah pemberantasan sarang nyamuk,” imbuh Erwin.
BACA JUGA:Indonesia Jadi Salah Satu Negara Dengan Endemik DBD Tertinggi, WHO Sarankan Sejumlah Langkah
Sudah ada korban DBD yang meninggal dunia. Namun, Erwin enggan menyebut angka pastinya. Ia hanya menyampaikan angka kematiannya (Case Fatality Rate) masih di bawah satu persen.
"Harus diaudit, jangan sampai fatal,” ujarnya. Erwin mengatakan, penyakit DBD mengintai anak-anak, karena kondisi suhu tubuh yang rentan.
Erwin mengatakan bahwa penyakit DBD bisa sembuh dengan sendiri dalam kurun waktu 7 hari. Dengan catatan orang tua betul-betul mengawasi sang anak.
“DBD ini kerap menipu, artinya pada hari ketiga sampai hari keempat panasnya turun, biasanya si anak akan main. Padahal panas hari ketiga dan keempat itu ancaman, (bisa) muncul dalam bentuk shock atau pendarahan,” terang Erwin.
Maka dari itu, Ia berpesan kepada para orang tua untuk melakukan deteksi dini. Cek apakah suhu badan sang anak panas karena DBD atau tidak. Kalau ada tanda-tanda DBD, segera bawa ke rumah sakit atau puskesmas.
BACA JUGA:DBD Tidak Hanya Mengintai Anak-anak Lho, Simak Apa Saja yang Perlu Diwaspadai
Selain itu, Erwin juga mengajak masyarakat untuk melakukan gaya hidup sehat dengan gerakan 3M:
- Menguras tempat penampungan air.
- Menutup tempat-tempat penampungan air.