Banyak PPDS Alami Depresi, Jam Kerja Jadi Salah Satu Pemicunya

Jumat 19-04-2024,17:23 WIB
Reporter : Chiara Athifah
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Menurut data skrining masal Kemenkes pada PPDS di RS Vertikal sebanyak 22,4 persen mengalami depresi. Depresi yang mereka alami menunjukkan gejala dari yang ringan hingga berat.

Bahkan, 3,3 persennya mengalami depresi berat hingga ingin akhiri hidup. Jika ditelaah, Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ini memiliki beban kerja dan juga beban pendidikan secara bersamaan.

Itulah mengapa kemungkinan untuk merasa stres dan depresi dapat mereka alami. Jam kerja yang dimiliki oleh Dokter dan residen terlalu tinggi sehingga mereka memiliki waktu istirahat, makan, rehat dan tidur yang kurang.

BACA JUGA: Alami Depresi saat Pendidikan Spesialis, Ini Tindak Lanjut yang Perlu Dilakukan

Hal tersebut disampaikan dr. Adib Khumaidi dalam konferensi pers bersama IDI, Jumat, 19 April 2024. “Regulasi untuk jam kerja dokter dan residen ini belum dibuat. Ini akan mempengaruhi burnout dan depresi yang dialami oleh PPDS karena jam kerja ini,” ujarnya.

Terlalu panjang jam kerja hingga tidak memperhatikan waktu untuk istirahat dan lain-lain akan membahayakan diri sendiri dan juga mempengaruhi keselamatan pasien. 

Belum lagi kebanyakan PPDS sudah memiliki keluarga, sehingga mahasiswa PPDS butuh support system dari orang terdekat serta membutuhkan financial support

BACA JUGA: Data Kemenkes: 22,4 Persen Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Paling Banyak Dari Spesialis Anak

“Mereka memiliki tanggung jawab beban terhadap keluarga, sehingga peserta didik PPDS membutuhkan financial supporting juga. Bukan dalam konsep beasiswa pendidikannya karena diluar proses pendidikannya, hal-hal tersebut juga dapat memicu adanya kecemasan dan depresi,” jelas dr. Adib. 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia dr. Tommy Dharmawan menjelaskan bahwa rata-rata jam kerja PPDS adalah kurang dari atau sama dengan 80 jam dalam sepekan. 

Dr. Tommy kemudian menyoroti bahwa kebutuhan jam kerja bagi para PPDS juga menjadi sarana praktik mereka karena pendidikan spesialis latihan nya sama dengan magang.

BACA JUGA: 22,4 Persen Calon Dokter Spesialis Depresi, Khofifah Bersyukur Tak Ada PPDS dari RSUD Dr Soetomo

Working hours selama 80 jam seminggu itu manusiawi karena PPDS juga perlu latihan supaya kualitas pelayanannya mumpuni dan calon dokter spesialis tersebut memiliki jam terbang yang banyak,” ujar dr. Tommy.

Jika lebih dari 80 jam, PPDS akan menjadi overwork dan memicu adanya depresi serta burnout. Hal tersebut akan berdampak juga pada pelayanannya terhadap pasien. (*)

Kategori :