Menurutnya, bagi anak-anak SMA di Indonesia yang bermain basket, mimpi terbesar mereka adalah bisa berada di DBL Camp.
"Saya tahu anak-anak ini pasti akan memberikan yang terbaik untuk menjadi yang terbaik. Mereka akan berkompetisi, melawan satu sama lain. Tidak semua bisa terpilih. Berkompetisi di sini tidak mudah. Kami akan melihat anak-anak yang benar-benar berusaha. Mereka yang sudah bekerja keras tentu akan kami berikan reward-nya," ungkap Azrul.
DBL Indonesia sendiri sudah sejak 2010 bekerjasama dengan WBA yang dipimpin oleh legenda basket Australia, Andrew Vlahov, untuk membuat DBL Camp.
BACA JUGA:8 Alumnus DBL Antar Basket Putri Raih Emas
BACA JUGA:8 Alumnus DBL Bawa Timnas Basket Putri Meraih Emas di SEA Games 2023
"Kami sudah bersama-sama selama 15 tahun. Hasilnya? Kita semua tahu bahwa sebagian besar timnas basket Indonesia merupakan alumni dari program ini (DBL Camp). Banyak medali emas Indonesia yang diraih oleh atlet yang dulunya alumni dari program ini," terang Azrul.
Azrul menekankan bahwa saat ini di dunia basket sudah tidak ada lagi terobosan baru. Jadi, yang terpenting adalah konsistensi dan disiplin dalam menyelenggarakan program yang sudah baik.
"Yang kami lakukan adalah memastikan bahwa anak-anak ini memiliki kesempatan yang sama. Yang penting konsistensi. Saya kira belum ada yang konsisten dalam menyelenggarakan kompetisi basket seperti DBL," ucapnya.
Di DBL Camp, kesempatan untuk berkembang bukan hanya untuk student athlete, tetapi juga untuk para pelatih. "Bagi pelatih, kesempatan level internasionalnya ada di sini. Mereka bukan sekadar ikut kelas, tetapi juga test drive pemain-pemain ini," kata Azrul.
Para pelatih memang nantinya mendapatkan kesempatan praktik melatih dengan berbagai kondisi dan tipe pemain. "Mereka dilatih, bisa tidak menggunakan set up place seperti ini. Jadi, mereka bukan hanya mendapatkan pelajaran di kelas," ujarnya.
Di balik konsistensi DBL Indonesia selama 20 tahun menggelar kompetisi basket pelajar, Azrul mengaku masih sedih karena belum hadir di semua provinsi. Saat ini kompetisi DBL digelar di 30 kota, namun memang belum mencakup seluruh provinsi di Indonesia.
"Seandainya kemarin tidak ada pandemi mungkin sekarang sudah (hadir di semua provinsi), tapi karena pandemi kami harus menata ulang lagi," ujarnya.
Azrul mencontohkan, saat ini kompetisi DBL belum bisa hadir di Gorontalo. "Kadang bukan karena kami tidak mau ke sana, tetapi ada daerah yang gedung basketnya belum ada
Sementara itu, Andrew Vlahov, legenda basket Australia dan pemimpin WBA, mengungkapkan rasa kagumnya terhadap konsistensi DBL Indonesia yang telah terjalin selama 15 tahun. Kerjasama jangka panjang ini, menurut Vlahov, merupakan bukti komitmen DBL dalam memajukan basket di tanah air.
"Saya yakin Azrul, melalui DBL, telah memainkan peran penting dalam memperkuat basket Indonesia," ujar Vlahov. "Sebagai bagian dari DBL Camp, kami merasa bangga melihat banyak alumni program ini yang kini menjadi tulang punggung tim nasional."
Vlahov menambahkan bahwa program-program yang dirancang WBA di DBL Camp dirancang khusus untuk membantu para peserta mengembangkan potensi mereka dan menjadi juara di masa depan.