HARIAN DISWAY - Perkiraan BMKG mengungkapkan. awal musim kemarau akan terjadi pada bulan Mei hingga Agustus 2024. Ini karena hingga pertengahan April, curah hujan masih cukup tinggi. Kelembaban udara juga masih cukup basah.
Hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Antara lain Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur.
Selain hujan ekstrem, gelombang panas juga menyentuh Indonesia karena berada dekat dengan Thailand yang suhu maksimum mencapai 52 celcius.
Sementara di Indonesia, suhu udara maksimum dapat berada di atas 36,5 celcius. Fenomena tersebut sudah tercatat di beberapa wilayah.
Dalam hal itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan, sepekan ke depan potensi peningkatan curah hujan masih terjadi secara signifikan. Sebagian besar berada di Sumatera, Jawa bagian barat dan tengah, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar di Papua.
Guswanto juga menjelaskan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah tersebut disebabkan kondisi suhu muka laut yang hangat pada wilayah sekitar Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa fenomena suhu panas di Indonesia terjadi karena posisi semu matahari yang berada dekat sekitar khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan suhu udara di Indonesia pada siang hari menjadi cukup terik.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem Masih Membayangi Jawa Tengah
“Fenomena suhu panas di Indonesia bukan merupakan gelombang panas karena memiliki karakteristik yang berbeda. Pemicunya hanya faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari,” jelas Guswanto.
Dengan terjadinya masa peralihan cuaca yang masih belum stabil, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem.
Salah satu ciri yang dapat dikenali adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam didahului dengan udara hangat dan terik pada siang hari.
Waspadai potensi hujan deras disertai petir dalam peralihan musim.--freepik
Pada periode peralihan hujan biasanya cenderung tidak merata dengan intensitas yang sedang hingga lebat dalam durasi singkat.
Masyarakat juga perlu mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing serta tetap memantau informasi peringatan dini dari BMKG.