Sebenarnya, beberapa negara sudah mengizinkan transgender untuk mengubah identitas kelamin mereka secara resmi di dokumen. Nah, itulah yang diinginkan aktivis Thailand.
Upaya pertama untuk meloloskan undang-undang pengakuan gender, yang diajukan oleh Partai Move Forward (MFP), ditolak oleh parlemen pada Februari.
Aktivis mengatakan bahwa mereka sangat ingin mendorong rancangan undang-undang lain. Kali ini, penggagasnya adalah para akademisi dan aktivis sendiri.
RUU yang diusulkan akan memberikan individu hak untuk menyatakan gender mereka. Jadi, tidak berdasar identifikasi gender saat lahir.
"Orang-orang dapat menyatakan apakah mereka laki-laki, perempuan, atau non-biner," kata Nachale Boonyapisomparn, seorang aktivis transseksual yang ikut mengusulkan RUU tersebut.
BACA JUGA : Makna dan Sejarah Bendera Pelangi LGBTQ+ yang Berkibar Sepanjang Juni
Lebih dari 10 ribu orang sudah meneken petisi dukungan. Dan itu sudah mencukupi secara hukum. Maka, RUU itu bakal diajukan kepada perlemen tahun ini agar dibahas di sidang.
Anggota parlemen MFP dan aktivis LGBTQ, Tunyawaj Kamolwongwat, mengatakan bahwa ini akan menjadi langkah monumental bagi Thailand. "Ini akan membuat orang-orang LGBTQ merasa seperti mereka benar-benar ada dalam masyarakat," katanya kepada AFP.
Dan problem itu adalah salah satu yang menjadi perhatian Kachisarah, sang dokter.
Dia adalah anak dari provinsi Ubon Ratchathani, pusat pertanian beras pedesaan Thailand di timur laut. Kachisarah mengatakan bahwa ia adalah seorang anak yang pemalu. Orang tuanya merasa tidak nyaman dengan ekspresi dirinya.
Masuk sekolah kedokteran, Kachisarah memulai transisinya pada usia 17 tahun. Dia akhirnya menjadi seorang dokter yang mengkhususkan diri dalam kesehatan seksual.
"Saya mencoba membuktikan bahwa diri saya diterima oleh mayoritas masyarakat," jelasnya.
Transgender Thailand Terus Berjuang Menuntut Pengakuan, Ingin Identitas Transeksual Masuk Catatan Resmi. TRANSGENDER bernama Jesselyn Nakprasit sedang dirias wajahnya menjelang tampil.-Lillian Suwanrumpha-AFP-
Kachisarah juga melakukan edukasi melalui TikTok dengan nama akun No Sex Stigma. Di situ, dia memberi pengetahuan medis di kalangan komunitas LGBTQ di kerajaan tersebut.
Dikenal sebagai Dokter Bruze oleh 6 ribu pengikutnya, Kachisarah membagikan informasi tentang praktik seks aman. Juga saran tentang suplemen hormon.
"Beberapa orang yang saya kenal mengalami masalah pada liver karena mereka tidak mengonsumsi obat dengan benar," katanya.
Yang pasti, Dokter Bruze berharap edukasinya akan mengubah persepsi masyarakat. "Jika masyarakat Thailand benar-benar menerima kita, kita tidak perlu berjuang atau membuktikan diri kita," ujarnya. (Doan Widhiandono)