SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jimpitan ialah salah satu tradisi yang lazim di lakukan di masyarakat desa atau kampung. Wujudnya dapat berupa uang, beras, atau bahan lain.
Hasilnya dikumpulkan lalu digunakan untuk membantu warga lain atau perbaikan fasilitas desa maupun kampung. Secara prinsip, jimpitan ialah dari warga untuk warga.
Jimpitan masih dilakukan hingga saat ini. Namun sudah tidak terlalu populer dan diganti dengan iuran bulanan desa atau kampung. Meski begitu, jimpitan masih bisa ditemui di RW 5 Kelurahan Balongsari, Kecamatan Tandes, Kota Surabaya.
BACA JUGA:Kesempatan Masih Ada! Waktu Pendaftaran Surabaya Tourism Award 2024 diperpanjang
Jimpitan di sana kemudian menjadi salah satu contoh inspiratif implementasi Kampung Madani. Warga secara sukarela menyisihkan uang receh atau semampunya untuk digunakan membantu warga miskin setiap harinya.
"Kita sepakati, kita adakah jimpitan, itu pun seikhlasnya, mau berapa pun. Tapi rata-rata warga kebanyakan kasih Rp2000. Itu pun ada warga yang kasih lebih, sampai Rp10 ribu ada," ujar Sekretaris Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Yayasan Fatihul Ihsan Baznas Balongsari Tandes Surabaya Achmad Faiz, Sabtu, 11 Mei 2024.
Jadi secara teknis, setiap dua pekan sekali dilakukan jemput bola ke rumah warga untuk mengumpulkan uang.
Jimpitan dihimpun menggunakan kaleng bekas. Hasil jimpitan yang terkumpul dari warga dikelola Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) setempat.
Kemudian disalurkan kembali kepada keluarga miskin di wilayah RW 5 Balongsari Surabaya.
BACA JUGA:Tak Kapok, Satpol PP Surabaya Razia Toko Kelontong di Kertajaya yang Jual Mihol
Ternyata program ini sudah berlangsung 3 bulan di sana. Hasilnya cukup efektif. Inisiatif juga berdasarkan kesepakatan bersama oleh para pengurus kampung. Didukung sepenuhnya oleh Kader Surabaya Hebat (KSH).
Jimpitan yang terkumpul digunakan untuk membeli sembako. Kemudian diberikan kepada Keluarga Miskin (Gakin) Kelurahan Balongsari Surabaya sesuai data yang ada.
"Fokus pertama kami warga kurang mampu. Untuk disabilitas, yatim, selama mereka masih punya orang tua dan mampu, kita rem (tahan) dulu. Tapi yang disabilitas, anak yatim dia tidak mampu, itu yang kita utamakan," jelasnya.
BACA JUGA:Kloter Pertama Jamaah Haji Jatim Asal Bojonegoro Tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya Pagi Ini
Program jimpitan ini juga Mereka "Alhamdulillah, respon warga sangat baik, warga antusias mendukung program kami," ungkap Faiz.