SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Muhammad Sholeh ingin melawan Subandi di Sidoarjo. Pria yang akrab disapa Cak Sholeh ini tidak mau Subandi menjadi calon tunggal di kabupaten itu. Ia pun sudah mendaftar di dua partai politik: DPC PDI Perjuangan Sidoarjo dan DPD Nasdem Sidoarjo.
“Saya ini asli orang Sidoarjo. Besar di sana. Saya melihat sangat sepi orang yang mencalonkan diri sebagai bupati. Sejauh ini baru Subandi. Saya maju untuk antisipasi jangan sampai calon tunggal,” kata Sholeh kepada Harian Disway, Sabtu 18 Mei 2024.
Di sisi lain sebagai seorang pengacara senior, ia melihat banyak permasalahan yang terjadi di Sidoarjo. Mulai masalah korupsi –tiga kali bupatinya ditangkap KPK. Lalu kasus penipuan jual beli tanah kavling di kabupaten tersebut.
BACA JUGA: Tidak Ada Calon Independen di Pilbup Sidoarjo
Malah kasus tersebut tidak mendapat perhatian pemerintah kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Juga saat ini banyak kasus pungutan liar (Pungli) yang terjadi di kabupaten tersebut. “Saya ingin memberantas itu semua. Itu yang mendorong saya juga untuk maju,” ucapnya.
Ia pun sudah mengambil dan mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati Sidoarjo di Nasdem dan PDI Perjuangan. “Saya sudah lengkapi semua persyaratannya dan saya sudah kembalikan lagi formulirnya,” ungkapnya.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Sidoarjo Samsul Hadi mengakui, Sholeh sudah menyerahkan kembali formulirnya. Kemarin, 17 Mei 2024, Sholeh datang bersama relawannya ke kantor DPC PDI Perjuangan Sidoarjo.
BACA JUGA: Pilbup Sidoarjo: Nama Subandi Mencuat saat Gus Muhdlor Ditahan KPK, Mulai Dekati PDIP
“Sudah resmi mendaftar mas. Total ada dua yang mendaftar bakal calon bupati Sidoarjo. Salah satunya Sholeh. Selanjutnya, kami akan melakukan verifikasi kelengkapan berkas pendaftaran itu. Kalau ada yang kurang, nanti kami minta untuk memperbaiki,” ucapnya.
Ia mengakui, Sholeh sebenarnya dahulu memiliki kedekatan dengan PDI Perjuangan. Sayangnya, saat pria yang identik dengan slogan “No Viral, No Justice” ini maju DPR RI melalui Nasdem. Ia dapil 1: Surabaya dan Sidoarjo.
Namun, ia menegaskan, semua pendaftar bakal calon bupati dan wakil bupati ini tetap mendapatkan perlakuan yang sama. Tidak ada yang dispesialkan. Pun termasuk kader PDI Perjuangan yang juga ikut mendaftar.
“Kami akan tetap menggodok siapa yang layak untuk dicalonkan oleh PDI Perjuangan di pilkada Sidoarjo. Mereka tentu harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh partai. Siapa yang akan direkom partai, kembali ke DPP,” katanya lagi. (Michael Fredy Yacob)