“Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama adalah 47 menit,” sambungnya.
Saiful berharap Garuda Indonesia dan Saudia Airlines menepati komitmen dan kontrak kerja mereka untuk memberangkatkan jemaah haji Indonesia sesuai jadwal yang telah disepakati.
Keterlambatan keberangkatan, terutama yang berlangsung berjam-jam atau menyebabkan perubahan jadwal, dapat mempengaruhi persiapan berbagai layanan di Madinah dan Makkah, termasuk transportasi, akomodasi, dan katering.
BACA JUGA:Kemenag Tegaskan Jamaah Haji Tanpa Izin Resmi Akan Dikenakan Denda Hingga 10.000 Riyal
“Keterlambatan penerbangan juga berpotensi menjadikan jemaah semakin kelelahan karena terlalu lama menunggu,” tandasnya.
Sebagai informasi, indonesia tahun ini mendapat kuota 241.000 jemaah, terdiri atas 213.320 jemaah haji reguler dan 27.680 jemaah haji khusus.
Jemaah haji reguler diterbangkan dengan dua maskapai, Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Maskapai pertama akan memberangkatkan 109.072 jemaah yang tergabung dalam 294 kloter. Sisanya, 260 kloter diterbangkan dengan Saudia Airlines.(*)
Penulis: Rifa Zahra Fadhila, Mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur, peserta Magang MBKM di Harian Disway.