Dalam sebuah wawancara, ia pernah mengatakan jika tidak berhasil menjadi seorang pesepak bola profesional kemungkinan dirinya menjadi seorang musisi.
Mantan pemain Hull City tersebut juga mengatakan bahwa band-band beraliran punk, hardcore, metal, hingga band psychedelic seperti Time Impala menjadi genre musik favoritnya.
Tak hanya soal selera musik, Jackson Irvine terkenal pintar dalam memadukan style-nya, terutama saat ia menggunakan jersey vintage klub-klub besar Eropa hingga medioker dari masa lalu.
Hingga julukan "Duta Block Core" disematkan kepada pemain yang memiliki khas kumis tebalnya tersebut.
BACA JUGA:Evolusi Jersey: Asal-usul, Arti Black Core, dan Rekomendasi: Awalnya Bukan dari Tim Sepak Bola!
Dengan memadukan gaya casual dan jersey vintage yang ia terapkan, tak heran jika gaya berpakaiannya menjadi trendsetter, terutama bagi para anak-anak muda yang menyukai sepakbola.
Melalui akun instagramnya yang dikelola dengan cermat, ia tidak hanya membagikan momen tentan sepak bola, tetapi juga gaya hidup, fashion, dan budaya.
Dia bukan hanya pesepakbola, ia adalah individu autentik yang menggunakan paltform media sosialnya untuk mencerminkan identitasnya yang asli.
Gaya Hidup dan fashion ala jackson Irvine salain menjadi pesepakbola profesional-instagram -@jacksonirvine_
Beralih ke karir tim nasionalnya, Jackson Irvine sendiri pernah membela Timnas Skotlandia U-19 pada 2011. Namun, ia hanya mencatatkan 3 caps dengan torehan 1 gol.
Setelahnya, ia memilih untuk membela Timnas Australia, mulai U-19, U-20, U-23 hingga senior.
Sampai saat ini, ia telah tercatat telah bermain bersama Timnas Senior Australia sebanyak 55 pertandingan dengan sumbangan 8 gol.
Jackson Irvine sendiri pernah menghadapi Timnas Indonesia di babak 16 Besar Piala Asia 2023.
Ia sukses membantu Australia membantai Timnas Indonesia dengan skor akhir 4-0.
BACA JUGA:Penyebab Indonesia Kalah 0-4 oleh Australia di Piala Asia 2023 Menurut Shin Tae Yong
Walaupun Indonesia harus angkat koper dalam ajang tersebut, Jackson Irvine pun memberikan pujian besar terhadap permainan tim asuhan Shin Tae Yong di babak pertama.