BACA JUGA:Hari Ini Penutupan Rakernas V PDIP, Akankah Banteng Jadi Oposisi Prabowo-Gibran?
Di sisi lain, kata Megawati, memilih pemimpin juga bukan sesuatu yang mudah. Apalagi untuk kepemimpinan tingkat nasional seperti presiden dan wakil presiden. Tidak boleh melalui jalan pintas bila tak ingin membahayakan masa depan bangsa.
Karena itu, dia mengimbau kepada seluruh elite PDIP harus sering turun ke akar rumput. Menemui rakyat, terutama berjuang bersama simpatisan dan kader hingga level ranting. Juga meminta agar kader memantau para elite secara langsung.
“Kalau mereka yang kayak bos-bos ini sudah nggak mau turun ke bawah, ke tempatmu, bilang ama ibu. Ini janji saya lho. Jangan enak-enakan. Kamu yang nggak bekerja untuk rakyat, out!” tegas Megawati berapi-api sambil mengangkat tangan kanannya.
Megawati pun sempat terisak. Yakni saat menutup pidatonya. Dia meminta kepada seluruh kader untuk tak patah arang. Terus menyalakan api semangat di dalam dada. “Khususnya kepada rakyat Indonesia yang begitu setia yang memegang harapan akan cita-cita Indonesia Raya,” katanya yang tak tahan membendung air mata.
Padahal, sebelumnya Megawati sempat menyinggung para elite PDIP yang cengeng. Baik Menteri Sosial Tri Rismaharini maupun Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Termasuk Puan Maharani yang terisak saat menyampaikan rekomendasi eksternal PDIP. (*)