Hari Ini Penutupan Rakernas V PDIP, Akankah Banteng Jadi Oposisi Prabowo-Gibran?
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato politik pada pembukaan Rakernas ke-5 PDI Perjuangan di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara.-Dokumentasi PDI Perjuangan.-
HARIAN DISWAY— Rapat kerja nasional atau rakernas V PDIP ini digadang-gadang bakal memutuskan sikap politik mereka setelah keok di Pilpres 2024. Yakni bergabung atau menjadi oposisi terhadap pemerintahan baru Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Semuanya ditentukan hari ini di di Beach City International Stadium Ancol, Jakarta Utara. Megawati Seokarnoputri sebagai ketua umum partai berlogo banteng itulah yang punya hak prerogatif untuk menentukan arah berlayar partainya.
Tetapi, dalam gelagatnya, Megawati seolah sudah memberi kode bahwa PDIP akan berdiri di luar istana. Apalagi rakernas kali ini digelar persis sebulan setelah KPU resmi menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pasangan presiden dan wakil presiden terpilih pada 24 April 2024.
BACA JUGA:Jadi Penyeimbang Demokrasi, PDIP dan PKS Jadi Harapan Terakhir Sebagai Partai Oposisi
Pemandangan rakernas juga sedikit beda dari sebelumnya. Kali ini tidak dihadiri Presiden Joko Widodo. Tak seperti rakernas IV yang digelar di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat, 29 September 2023 lalu.
Jokowi justru punya agenda sendiri. Pada hari pertama rakernas, Jumat, 24 Mei 2024, Jokowi tengah membagikan bantuan sosial di Yogyakarta. Pada hari kedua kemarin, Jokowi pun sedang asyik mengajak kedua cucunya bermain ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Di sisi lain, Megawati dalam pidato pembukaan rakernas selama 1 jam lebih 22 menit banyak membahas soal kecurangan Pemilu 2024. Bahkan, dia mengklaimnya sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah demokrasi di Indonesia.
BACA JUGA:Ini Maksud Megawati Saat Goda Puan Maharani Jadi Ketum PDIP
“Pernyataan ini banyak disuarakan oleh para akademisi tokoh masyarakat sipil, guru besar, seniman, budayawan,” tuturnya. Terutama karena banyak ditemukan kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif.
Megawati juga menyinggung pentingnya check and balances dalam pemerintahan. Menurutnya, PDIP sebagai partai yang memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan demokrasi menetapkan bahwa demokrasi memang memerlukan kontrol dan penyeimbang.
“Namun kita juga tidak menafikan, bahwa berpolitik mengandung esensi untuk selalu mendapatkan kekuasaan,” tandas Megawati. Bedanya hanya pada strategi dan cara untuk mendapatkan kekuasaan.
Megawati tak mau gegabah untuk menentukan sikap politik PDIP ke depan. Situasi perlu dicermati dengan seksama. Yang jelas, katanya, PDIP perlu mendengarkan suara akar rumput.
“Dari yang berteriak sampai yang sayup-sayup dan terus berjuang bagi terlembaganya demokrasi yang sehat. Inilah bagian dari pada skala prioritas kita di rakernas kita,” tuturnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: