Sementara itu, puluhan instansi dan komunitas yang berpartisipasi dalam Surabaya Vaganza memamerkan mobil hias kreasinya. Salah satunya dari perusahaan rokok PT Gudang Garam.
Mobil hias bertemakan Hujung Galuh Surya Kirana i Churabaya (Ujung Galuh, Sinar Matahari di Surabaya) itu berhasil menyita perhatian warga yang menonton. Tampak megah, ada miniatur candi Penataran yang diyakini merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.
Mobil hias dari PT Gudang Garam di acara Surabaya Vaganza 2024.-Sahirol Layeli-Harian Disway-
Totalitas mereka tak berhenti di situ. Para model yang menaiki mobil hias itu mengenakan kostum raja dan permaisuri kerajaan Majapahit. Lengkap dengan jarik batik, untaian bunga melati, binggel dan mahkota emas.
Peserta lain juga tak kalah mengenakan kostum unik. Ada yang berkostum ala manusia purba, berbusana prajurit era Romawi, bangsawan era kolonial, tentara Jepang, priyayi jawa, hingga berbusana ala ksatria era kerajaan.
BACA JUGA:Surabaya Vaganza 2024 Bakal Paparkan Sejarah Panjang Kota Pahlawan
Farhanah Dhia Afifah, warga Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya itu membagikan pengalaman saat menonton Surabaya Vaganza tahun 2024. Dia datang bersama kedua orang tua dan adik sepupu.
"Paling suka dengan pertunjukan dari Nias dan Bali. Pertunjukan dari Nias dengan anak muda melompat dari batu, dan pertunjukan barong dari Bali benar-benar memukau," kata Perempuan berusia 24 tahun itu.
Namun, Farhanah juga memberikan kritik terhadap beberapa hal yang perlu diperbaiki. Terutama terkait ketersediaan tim kesehatan, mengingat cuaca panas di Surabaya cukup terik.
"Saya berharap Pemkot Surabaya memperbanyak pertunjukan tari tradisional, sebagai hiburan yang bisa dinikmati warganya secara berkala," ucapnya.
Surabaya Vaganza tahun ini berjalan sukses. Tidak hanya menjadi ajang perayaan ulang tahun kota, tetapi juga menjadi refleksi dari semangat kehidupan sosial sehari-hari yang harmonis dan toleran di Kota Surabaya. (*)