BACA JUGA:Bonek Terlibat Friksi dengan Bobotoh di Pasar Turi, Sinyo Devara: Jangan Terprovokasi!
Tragedi itu sudah lama berlalu. Namun, luka dan memori kelam itu tak boleh terlupakan. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa tragedi di sepak bola dapat terjadi kapan saja.
Tragedi Mei Kelam menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Aparat harus lebih jeli dan memilih cara-cara preventif, bukan represif, dalam mengamankan pertandingan.
Kepada Purwo Adi Utomo, semoga ia tenang di tribun surgamu. Kami doakan almarhum tenang di sisi-Nya.
Kami juga berharap tragedi ini tak terulang kembali dan sepak bola Indonesia selalu diiringi sportivitas dan rasa saling menghormati. (*)