SURABAYA, HARIAN DISWAY - UNICEF Indonesia memberikan program keterampilan bidang digital bagi pelajar pendidikan nonformal di Surabaya. Dalam pelaksanaannya, UNICEF Indonesia menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Program yang masuk dalam pengembangan digital skill ini dikembangkan bagi remaja yang terpinggirkan di Surabaya. Mereka dibekali keterampilan digital dan kewirausahaan. Termasuk keterampilan komunikasi, negosiasi, berfikir kritis, dan bekerja sama.
Chief Education Unicef Indonesia Katheryn Bennett mengatakan, program mulai berjalan pada 2023 yang menyasar ribuan remaja se-Jawa Timur. Kota Surabaya termasuk di dalamnya. Tercatat ada sebanyak 2.024 siswa berasal dari 62 sekolah SMA se-Jawa Timur.
BACA JUGA:Pendidikan Pancasila Berbeda dengan PPKN, BPIP Perkuat Jaringan Melalui BTU
Program diutamakan bagi sebagian besar siswa yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Termasuk delapan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan satu sanggar kegiatan belajar (SKB), serta siswa disabilitas.
“Ada sekitar 2.040 remaja. Dari jumlah itu ada sekitar 300 remaja dari pendidikan nonformal sudah dijangkau dan 125 guru, termasuk 20 guru dari pendidikan nonformal juga sudah dilatih,” ujarnya saat kunjungan dan FGD Digital Skill Programme di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Surabaya, Selasa, 4 Juni 2024.
Program digital bagi remaja itu dinilai sukses. Terlihat dari sebanyak 1.115 situs web telah dikembangkan. Kemudian ada 374 remaja telah menyelesaikan pelatihan dasar produk digital serta mampu mengembangkan 40 aplikasi digital.
BACA JUGA:Dialog Hari Pancasila, Cucu Presiden Soekarno Peringatkan Bahaya Amnesia Sejarah
Atas kesuksesan program perdana, dijadwalkan akan berlanjut hingga Desember 2024 dengan jangkauan lebih luas. Rencananya akan ada tambahan 160 guru yang akan dilatih dan tambahan 1.200 remaja akan dijangkau.
"Kami membuka seluasnya juga bagi disabilitas," ujarnya.
“Kami juga ingin mendapatkan masukan terkait kebermanfaatan serta daya jangkau pada para remaja yang bisa terlibat secara langsung, ini akan menjadi masukan untuk perencanaan program ke depannya” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mohammad Sufyan mengatakan pengembangan digital skill dapat dikembangkan di berbagai LKBM yang ada di Surabaya. Keterampilan digital dapat menjadi bekal bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan formal agar lebih berdaya dan memiliki skill.
“Kami ada 34 PKBM di Surabaya. Harapannya tahun ini mereka bisa ikut serta dalam kegiatan baik ini,” jelasnya.
Program tersebut juga dinilai dapat mendukung indeks pembangunan manusia (IPM) di Surabaya. IPM dari sisi lama belajar dapat ditingkatkan pada pendidikan di SKB. (*)