HARIAN DISWAY - Musuh terbesar perempuan kadang kaum perempuan itu sendiri. Misalnya, perempuan kerap tak suka ada perempuan yang lain maju. Mengingat kenyataan itu, tak heran perhatian Dr Lia Istifhama MEI lantas lebih banyak ke perempuan.
Bukan karena Ning Lia- panggilan karibnya- Perempuan lho. “Bangsa ini butuh tangan tulus kaum perempuan. Saya sering mengimbau ‘sisakan perhatian untuk selalu menguatkan karya terbaik perempuan untuk masa depan bangsa’,” tegas Perempuan Inspiratif Peduli Wong Cilik dari Memorandum itu.
Tokoh Nasional Perempuan Peduli Desa Wisata dari IKMAPAS itu berharap hadirnya di kancah politik nasional mendatang turut menguatkan peran perempuan. Menurutnya, setiap perempuan punya inner beauty yang ada dalam bingkai kecerdasan, kesungguhan, dan ketangguhannya.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Perancang Busana Anne Avantie: Tian Dao Wu Qin, Chang Yu Shan Ren
Dalam versinya, cantik itu cerdas, inovatif, dan kreatif. “Jangan egois mengejar sebutan cantik. Otak dan pikiran kita bisa menjadi ladang menyuarakan kebaikan. Jangan terjebak eye catching dalam kemasan," katanya.
"Jika terjebak ego cantik semata bisa malas belajar dan sebagainya. Jangan memberi contoh meraih hasil instan dengan cara tak beretika. Seperti kamuflase, kecurangan, ataupun mencuri gagasan,” ujar Penggerak Perempuan Bidang Pertanian dari DP3AK Jatim itu.
Kata Tokoh Perempuan Inspiratif Kabarpas Awards 2023 itu, perempuan perlu menjaga performance diri sebagai identitas kemajuan peradaban. Itu harus diikhtiarkan. Performance diri itu bukan kompetisi.
"Boleh, tapi tampilkan inner beauty-mu. Jadilah uswatun hasanah dengan menunjukkan kerja dan karya sebagai kebutuhan bukan kewajiban,” ungkap Juara 1 Tokoh Perempuan Populer Versi Jawa Pos Radar Madura
Beruntung, Lia mendapat support dari para perempuan hebat. Salah seorang itu adalah Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa 2020-2024 yang tak lain adalah bibinya.
“Dari Bu Khofifah, saya belajar tentang kesungguhan dalam berproses. Bahwa jangan terjebak mengejar hasil, tapi lupa prosesnya,” kata Woman of The Year Jatim 2023 Kategori Tokoh Peduli Pertanian dan Perhutanan Sosial Anugerah TIMES Indonesia itu.
“Sampai pascapemilu, beliau menunjukkan tentang kesungguhan dan kejujuran dalam setiap proses. Selain dinikmati, proses itu dicari setiap hikmahnya. Yang membentuk pribadi perempuan lebih bijak, dewasa, dan bersyukur atas diri," katanya.
Beliau juga yang mengajarkan saya lebih wise menyikapi dinamika politik karena tidak semua orang memahami bahwa jujur itu penting,” lanjut Person of The Year 2023 Radar Surabaya itu.
Dari ayahnya, mantan Komandan Banser Jatim alm KH Masykur Hasyim, Lia mendapat dua pesan berharga. Pertama, mensyukuri kemudahan hidupnya yang terbantu atas jaringan sosial. Hubungan baik dengan banyak orang dari berbagai status dan kalangan harus dijaga dengan sikap egaliter.