SURABAYA, HARIAN DISWAY - Jawa Timur terus menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat produksi minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Dengan memiliki 28 wilayah kerja minyak dan gas bumi, termasuk 8 berstatus eksplorasi, 17 produksi, dan dua berstatus pengembangan.
Kekayaan alam yang melimpah membuat provinsi ini menjadi lokomotif penting dalam industri migas nasional. Menurut data terbaru hingga Maret 2024, produksi minyak bumi dan kondensat di Jawa Timur mencapai 172,227 barrel oil per daya dan 734,07 million metric standard cubic feed day.
"(Pencapaian ini membuat) Jawa Timur menduduki peringkat ketiga sebagai daerah penghasil migas terbesar, setelah Riau dan Kalimantan Timur," ucap PJ Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat membuka acara Indonesian Oil & Gas Supply Chain Management Summit 2024 di Surabaya, Senin, 10 Juni 2024.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Apresiasi Pertamina Hulu Rokan, Penghasil Migas Terbesar di Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Adhy menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan sektor ekonomi.
Menurut Adhy, manajemen rantai pasok yang yang terintegrasi dari hulu ke hilir itu penting. Untuk memudahkan akses bagi kontraktor maupun investor.
"Saya salut dengan digitalisasi di dalam rantai pasok sektor migas. Sudah satu pintu dan terkoneksi dengan semua stakeholder. Pemerintah juga bisa memberikan kemudahan perizinan bagi investor," imbuhnya.
Adhy menilai peningkatan industri migas juga bisa menimbulkan multiplier effect (pengaruh berganda). Seperti peningkatan daya saing dan penurunan angka pengangguran. Tentu ini berdampak positif bagi perekonomian nasional.
"Upaya tersebut tidak sekadar menegaskan keberadaan industri sektor migas dalam hal pengelolaan migas saja, tetapi memberi efek kepada masyarakat," terang Adhy.
BACA JUGA:Pertamina Jadi Perusahaan Migas dengan Peringkat ESG Nomor Satu di Dunia
Sementara itu, Wakil SKK Migas Shinta Damayanti yang juga hadir di acara, menyoroti pentingnya inovasi dan digitalisasi untuk meningkatkan produksi migas dan memperbaiki koordinasi antara SKK Migas dan KKKS.
"Sehingga perencanaan dari sisi teknis sampai proses pengadaan, bersinergi lebih cepat. Data ini menjadi kunci untuk pemetaan dan pengadaan sehingga terintegrasi dan tidak ada mis komunikasi," ujar Shinta.
Dia juga menekankan pentingnya kerja sama antar instansi pemerintah untuk mempercepat proses pengadaan dan pengembangan infrastruktur migas.
Dalam prosesnya, SKK migas bekerjasama dengan Kementerian ESDM tentang laporan cadangan dan sumber daya. Kemudian dengan Kementerian Keuangan dalam sistem informasi terintegrasi melalui database.
"Semua kami lakukan agar bisa dibaca dalam satu platform dan prosesnya semakin cepat," tandas perempuan berkacamata itu. (*)