BACA JUGA: 6 Tips Atasi Overheating HP Saat Cuaca Panas
Lebih hebatnya lagi, tanya jawab di atas terjadi dengan seriusnya. Tanpa ada mimik muka bercanda. Baik penanya maupun yang menjawab atasnya. Tak ada senyum simpul di antara mereka. Apalagi tawa. Artinya, dialog itu terjadi dengan begitu seriusnya. Pertanda sama-sama sedang mencari dan memberikan informasi sesungguhnya. Di antara kedua orang yang kebetulan sama darinya.
Ungkapan dialog di atas, sebetulnya, merupakan pengulangan semata dari pertanyaan awal yang disampaikan HBS ke bapak tua jamaah haji asal Medan itu. ”Apa yang kurang di sini?” tanya HBS. ”Nggak ada, Pak. Sudah bagus!” jawab Pak Zulkarnaen. Itu terjadi di awal pembicaraan.
Lalu, HBS terdorong lebih jauh untuk memastikan sekali lagi. Pertanyaan serupa di atas diulang. Baru setelah itu keluar jawaban begini, ”Cuaca, Pak!” Demikian jawab kembali Pak Zulkarnaen dengan santai.
BACA JUGA: Cuaca Panas Bisa Kurangi Kemampuan Jarak Tempuh Baterai Mobil Listrik, Kok Bisa?
BACA JUGA: Begini Cara Mudah Cegah Bau Badan Saat Cuaca Panas
Memang antara HBS dan Zulkarnaen Nasution di atas tak ada canda. Tak ada tawa. Sama-sama serius adanya. Tapi, rombongan tim Monev Haji 2024 yang berada di sekeliling mereka berdua menangkapnya berbeda. Ada jenaka di sana. Lalu, mereka pun tertawa lepas.
Kalimat ”Cuaca, Pak!” itu diucapkan Pak Zulkarnaen untuk menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi yang ia rasakan sebagai jamaah haji atas layanan haji yang diterima. Sebab, disebutnya kata ”cuaca” berarti ada yang di luar kuasa manusia dalam layanan haji yang ia alami dan rasakan.
Kalau sudah disebut cuaca, tak ada yang bisa dilakukan perbaikan oleh petugas haji. Sebab, tentu itu kuasa alam. Hanya Yang Maha Kuasa yang memiliki kewenangan mutlak. Tapi, kata itu diucapkan untuk mengungkapkan tingkat kepuasan yang sekali lagi dialami dan dirasakan.
Cuasa musim haji 2024 memang hingga mencapai 44 derajat Celsius di sepanjang Mei 2024 di Kota Madinah. Tentu itu suhu yang panas sekali untuk ukuran kebanyakan orang Indonesia. Apalagi, saat memasuki Juni 2024, suhu makin meningkat panasnya.
Lebih-lebih di Kota Makkah yang menjadi tempat berlangsungnya puncak ibadah haji yang dikenal dengan Armuzna. Singkatan dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Suhu panasnya sudah melebihi 50 derajat Celsius. Seperti yang pada saatnya akan dijelaskan lebih lanjut di bagian bawah.
Mendapat jawaban jamaah bernama Zulkarnaen Nasution yang di luar perkiraan sebelumnya di atas, HBS tampak makin penasaran. Lalu, untuk memastikan ulang mutu layanan kepada jamaah haji, HBS pun kembali mengulangi sekali lagi pertanyaan dengan sedikit modifikasi melalui contoh konkret. ”Makanan? Penginapan? Kesehatan? Adakah masalah, Pak Zulkarnaen?”
”Tidak ada, Pak,” jawab kontan Pak Zulkarnaen.
Artinya, jamaah haji itu sudah sampai pada keyakinan berdasar pengalaman yang membuat kepuasannya terjamin.
Eeeh…, tiba-tiba saja cerita di Madinah di akhir Mei setengah bulan sebelum puncak ibadah haji di atas kuingat kembali. Prof Ali Ramdhani, sekretaris jenderal Kemenag RI, yang membuatkan teringat kembali pada dialog antara petugas dan jamaah haji di Kota Madinah di atas. Kisahnya, ia sedang memimpin rapat evaluasi pelaksanaan haji seusai Armuzna di Kantor Daker Makkah Selasa, 18 Mei 2024.
Dalam testimoninya, ia bilang, ”Saat berada di tenda di Arafah, saya mendengar cerita ada jamaah yang ditanya petugas soal layanan haji.” Begitu sekjen Kemenag itu menceritakan kejadian yang di Arafah itu.