JAKARTA, HARIAN DISWAY - Meninggalnya Tanri Abeng yang dikenal sebagai 'Bapak BUMN', meninggalkan duka mendalam di kalangan profesional dan akademisi. Tanri Abeng, yang telah menciptakan jejak sejarah dalam dunia manajemen dan pendidikan di Indonesia, meninggal dunia pada usia 82 tahun, Minggu, 23 Juni 2024.
Dalam catatannya, Dahlan Iskan yang juga pernah menjabat sebagai mantan Menteri BUMN, mengungkapkan kekagumannya pada sosok Tanri Abeng.
Ia selalu tampak bugar dan penuh semangat, bahkan di usia senjanya.
"Saya selalu kagum dengan kesehatan Pak Tanri Abeng. Di usia 82 tahun masih terlihat gesit. Kami ngobrol asyik di Semarang. Mungkin empat bulan lalu. Atau lima," tulis Dahlan Iskan dalam tulisan Tanri Abeng.
Tidak ada yang menyangka bahwa beberapa bulan kemudian, sosok yang penuh vitalitas itu akan berpulang.
Ketika mereka bertemu, tidak ada tanda-tanda Tanri Abeng menderita penyakit serius.
Dahlan menceritakan bahwa pertemuan mereka di sebuah klinik bukan untuk berobat, melainkan untuk menjaga kesehatan melalui terapi stem cell.
Namun, kehidupan memang penuh ketidakpastian. Tanri Abeng baru terdeteksi mengalami masalah kesehatan pada 5 Mei 2024, usai memimpin rapat di rumahnya di kawasan Simpruk, Jakarta.
BACA JUGA:Kisah Bacawali Samarinda Daniel Mahendra Yuniar: Dari Kuli Angkut ke Dirut PLTU ‘Dahlan Iskan’
BACA JUGA:Senam Dahlan Iskan dan Talk Show Orthopaedi Ramaikan Awarding STA 2024 Hari Pertama
Rapat tersebut dihadiri oleh para pimpinan Tanri Abeng University, sebuah lembaga pendidikan yang didirikannya dengan nama sendiri.
Pasca rapat, Tanri merasa lelah dan lemas. Setelah dibawa ke RS Pertamina, ditemukan bahwa Hb darahnya rendah dan trombositnya menurun.
Malam itu juga dilakukan transfusi darah yang sempat membuat kondisinya membaik. Keesokan harinya, Tanri diterbangkan ke Singapura untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut di RS Mount Elizabeth, di mana diagnosis leukemia akhirnya ditegakkan.
Setelah hampir empat minggu menjalani pengobatan, Tanri Abeng memutuskan untuk kembali ke Jakarta pada 4 Juni.
Namun, sesaat setelah mendarat, kondisi kesehatannya memburuk dan ia segera dirawat di RS Medistra Jakarta hingga menghembuskan nafas terakhir pada Minggu dini hari.