Prof Anthony: Ada Kejahatan Pemerintah dalam Proyek Perumahan, IKN, hingga Kereta Cepat

Rabu 26-06-2024,19:23 WIB
Reporter : Noor Arief Prasetyo
Editor : Noor Arief Prasetyo

"Dan, di mana Sinarmas juga terbukti dari kebakaran," jelas dia. "Pada saat itu harusnya dia itu dikenakan, dituntut Rp 8,7 triliun. Dituntut tetapi akhirnya dibebaskan menjadi Rp78,5 miliar saja dendanya," tambah Anthony.

BACA JUGA:Genap Berusia 63 Tahun, Luhut Sebut Jokowi Setara Komandan Kopassus

BACA JUGA:KPK Temukan Dugaan Praktik Kecurangan di PPDB 2024

Dia juga menyoroti anak usaha Sinarmas, Venture Capitalist membiayai bisnis anak Presiden Jokowi, Kaesang dan Gibran. "Nah, kemudian petinggi Sinarmasnya, dirutnya itu, petinggi Sinarmasnya itu, anak perusahaan Sinarmas kemudian menjadi dubes di Korea. Dan salah satunya lagi adalah menjadi wakil kepala otorita di IKN," kata dia. 

Anthony menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini tak ada kaitannya dengan suku bunga The Fed, atau angka-angka indikasi makroekonomi Indonesia seperti timgkat inflasi dan sebagainya. Menurut Anthony, melemahnya nilai tuka rupiah sebenarnya terkaitvinvestor asing yang kabur atau keluar dari Indonesia. 

Baginya, hal itu terjadi karena menurunnya tingkat kepercayaan (trust) investor asing terhadap kondisi Indonesia saat ini yang sangat diwarnai nepotisme penguasa dan ketidakpastian hukum. “Pelemahan nilai tukar rupiah itu terjadi karena asing kabur. Kalau asing keluar pasti nilai tukar dolar naik,” kata Anthony.

“Maka kalau ekonomi kita dikuasai oleh nepotisme, kita terjajah,” pungkasnya. (*)

 

Kategori :