SURABAYA, HARIAN DISWAY - Senyum merekah begitu jelas dari 330 pasangan pengantin peserta Isbat Nikah Massal Kota Surabaya.
Mereka dikirab dari Balai Pemuda menuju Balai Kota Surabaya pada Selasa, 2 Juli 2024.
Suasana pun begitu meriah, para pengantin berjalan anggun, diiringi pasukan musik patrol, juga Cak dan Ning cilik.
Sorakan masyarakat di sepanjang trotoar menambah kemeriahan.
"Selamat, ya, sudah sah," celetuk salah seorang warga.
Salah satu peserta nikah massal, Sofia berusia 24 tahun dan Hasanudin berusia 35 tahun membagikan ceritanya.
Mereka sudah menikah secara siri sejak 2019. Baru kali ini pernikahan itu diakui negara.
"Bahagia sekali, sangat terbantu kami dan pasangan lain yang belum berkemampuan (secara ekonomi, red)," ujar Sofia.
"Apalagi ini tidak mengeluarkan uang sepeser pun. 100 persen dibiayai," imbuh warga Bulak Banteng, Surabaya yang tampil anggun dengan balutan kebaya putih.
BACA JUGA:Asyik, Pemkot Buatkan Acara Resepsi Outdoor Untuk Peserta Nikah Massal Kota Surabaya
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Eddy Christijanto, mengatakan bahwa peserta didominasi masyarakat tidak mampu, serta pernikahannya belum resmi secara negara (siri)
“Kami apresiasi karena mereka bersedia untuk meresmikan menikah menurut negara dan tadi pagi sudah diisbatkan,” ungkapnya.
Eddy melaporkan sejak 2021 hingga saat ini, Pemkot Surabaya sudah meresmikan 877 pasangan melalui nikah massal.
Potret suasana saat ratusan pasangan pengantin diarak menuju Balai Kota Surabaya.-Sahirol Layeli-Harian Disway-
Nikah massal kali ini diikuti oleh beragam usia. Mulai dari muda-mudi hingga lansia. Pasangan paling muda berusia 19 tahun, peserta tertua berusia 77 tahun.