Sekali lagi, Riley dan emosi-emosinya hadir. Meski sambil bergembira seperti Inside Out pada 2015, Inside Out 2 memberikan banyak hal untuk direnungkan.
Riley, yang sudah berusia 13 tahun -lebih tua dari film pertama- dikisahkan masih bersama kelima emosi dasarnya. Joy (riang), anger (marah), sadness (kesedihan), fear (ketakutan), dan disgust (jijik).
Diperankan Kensington Tallman, Riley akan mengikuti hockey camp di SMA yang dengan klub hoki es favoritnya, Fire Hawk. Kegembiraan Riley menyurut ketika mengetahui kedua sahabatnya, Grace dan Bree, tidak akan mendaftar ke SMA yang sama setelah itu.
Artinya, mereka akan berpisah. Riley mulai dihinggapi berbagai macam perasaan ketika membayangkan ia harus sendirian di sekolah yang baru. Tepat sebelum hari keberangkatan Riley ke hokey camp, sebuah alarm pubertas berbunyi di headquarters.
BACA JUGA: Ini Dia Karakter Baru di Film Inside Out 2 dan Pengisi Suaranya
Kelima emosi dasar yang sedang terlelap pun panik. Itulah saat hadirnya keempat emosi kompleks baru milik Riley: anxiety (kecemasan), envy (iri), ennui (jemu), dan embarassement (malu).
Film animasi buatan Pixar Animation Studios untuk Walt Disney Pictures ini menunjukkan kecanggihan dalam dunia animasi yang telah maju sedemikian pesat. Gambar yang disajikan membuat penikmat dunia grafis dan animasi akan ikut terlena dalam keindahannya.
Ditujukan untuk semua umur, film ini lebih cocok untuk remaja dan para orang tua yang memiliki anak menjelang atau baru masuk fase remaja. Tidak dipungkiri, anak-anak di bawah usia remaja pun dapat menikmati film ini.
BACA JUGA: Sinopsis Film Inside Out 2, Riley Temukan Emosi Baru Saat Remaja
Menikmati warna-warninya, keceriaan atau kesedihan karakternya, gambar-gambar yang menawan, serta kekuatan karakternya—bila pun mereka tak memahami ceritanya.
Film yang dirilis pada Jumat, 14 Juni 2024, itu terasa sedikit lebih berat dibanding yang pertama, bila bicara soal pemahaman film ini untuk anak-anak usia muda. Lebih baik lagi apabila mereka menonton dengan pendampingan orang tua.
Untuk para orang tua yang memiliki anak remaja, film ini bisa menjadi refleksi. Tentang bagaimana memahami emosi anak di usia tanggung, mengerti apa yang terjadi -secara teknis- dalam diri remaja, mengikuti pola pikir remaja yang tak tentu.
BACA JUGA: Dijamin Bagus! Simak Ulasan Kritikus AS tentang Inside Out 2 yang Tayang 12 Juni
Dan tentu saja, cara mengatasi atau mendampingi mereka, para bocah labil. Film ini tidak bicara soal hormon, tetapi soal emosi. Manifestasi menarik dari fisiologi emosi.
Soal pubertas, usia remaja seperti Riley memang membuat pusing orang tua. Apa pun yang dikatakan dan dibahas oleh orang tua adalah salah. Seringnya ini menjadi titik balik pertumbuhan anak: apakah menjadi anak baik atau terjerumus dalam perilaku-perilaku buruk yang tidak diharapkan orang tua.
Tidak salah bila sering terjadi salah reaksi orang tua terhadap aksi yang dilakukan para remaja di dunia nyata. Fase ketika orang tua seharusnya menjadi “teman” karena remaja memiliki toleransi yang sangat besar terhadap pertemanan.
Poster film Inside Out 2 yang melanjutkan film pertamanya dengan memasang karakter utama Riley beserta emosinya. -Windy Effendy-