"Mengenai keamanan para atlet Israel, kami memiliki kepercayaan penuh pada pihak berwenang Prancis yang akan bertanggung jawab atas keamanan. Mereka bakal bekerja sangat cermat, sangat profesional dan bekerja sama dengan 180 badan intelijen internasional lainnya untuk kumpulkan semua informasi. Mereka akan merasa nyaman dengan situasi ini seperti yang kita ketahui dari mereka," Ujar Bach.
Di sisi lain, Fadi Quran, selaku direktur organisasi hak asasi manusia memberi penilaian IOC seharusnya bisa melarang kontingen Israel tampil.
Ia juga menyebut ICJ telah mengeluarkan fatwa bahwa Israel memang bertindak apartheid dan diskriminasi sistematis di tanah Palestina.
"IOC punya kebijakan untuk melarang apartheid dan diskriminasi sistematis. ICJ juga menyatakan Israel bersalah dalam halini," Kata Quran.
Dengan demikian, keputusan ini bak standar ganda. Tindakan IOC menyikapi apa yang terjadi kepada Palestina berkebalikan dengan sikap mereka saat menyoroti masalah invasi antara Rusia dan Ukraina.
Sebab kala itu, hanya butuh empat hari usai invasi Rusia dimulai, IOC langsung dengan tegas melarang kontingen Rusia ikut serta dalam Olimpiade.(*)
Artikel ini ditulis oleh Noviana Firdausi, Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya, peserta Magang Regular Harian Disway.