SURABAYA, HARIAN DISWAY - Rencana pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL) nampaknya akan berjalan alot. Lantaran, proyek reklamasi tersebut menuai protes dan kritik dari khalayak.
Termasuk kelompok akademisi yang mengkritik dangkalnya kajian PT Granting Jaya selaku operator proyek SWL. Juga para nelayan yang menolak karena khawatir kehilangan tempat mencari ikan.
Anda sudah tahu, Surabaya Waterfront Land merupakan salah satu dari 14 PSN yang diteken oleh pemerintah pusat. Proyek itu didanai oleh swasta. Nilai investasinya ditaksir mencapai Rp 72 triliun.
BACA JUGA:Proyek Reklamasi Kenjeran Tuai Kritik, Kajian Operator Masih Dangkal
Rencananya, proyek reklamasi atau pulau buatan itu akan dibangun di sekitar pesisir timur Kota Surabaya. Estimasi lamanya pekerjaan adalah 20 tahun.
120 perwakilan nelayan se-Kota Surabaya menghadiri sosialisasi proyek reklamasi Surabaya Waterfront Land, yang digelar oleh PT Granting Jaya.-Sahirol Layeli-Harian Disway-
Direktur Proyek PT Granting Jaya Soetiadji Yudho mengatakan, kegiatan sosialisasi perlu dilakukan untuk mendengar aspirasi masyarakat sekitar. Terutama kelompok nelayan yang nantinya terdampak pembangunan reklamasi.
"Pasti ada yang mengerti, dan ada yang belum mengerti. Bahkan ada yang setuju, ada yang tidak. Nah tentunya kita terima, kita tampung semua," jelasnya seusai kegiatan sosialisasi bersama 120 nelayan se-kota Surabaya, di Atlantis Land, Rabu, 24 Juli 2024.
BACA JUGA:Proyek Reklamasi Kenjeran Sudah Didesain, Nelayan: Lahan Pencaharian Kami Ditutup
BACA JUGA:Kenjeran Surabaya Masuk Proyek Strategis Nasional
Pada kesempatan yang sama, juru bicara PT Granting Jaya Agung Pramono, menyampaikan hal senada. Pihaknya telah menerima berbagai respons dan usulan dari nelayan, untuk kemudian diperhatikan.
Perihal nasib para nelayan, Agung menegaskan bahwa hal tersebut sudah dipikirkan. Ia pun meminta nelayan untuk tidak khawatir dan takut kehilangan mata pencahariannya.
Sebab, PT Granting Jaya telah menyiapkan alternatif solusi. Ya, nelayan terdampak akan diberikan kompensasi berupa pekerjaan pengganti. Tentu agar saat proses pembangunan berlangsung, mereka bisa tetap bekerja untuk menghidupi keluarganya.
Potret sejumlah nelayan yang hendak mencari ikan di sekitar Pantai Kenjeran, Surabaya.-Sahirol Layeli-Harian Disway-
"Pengalihan pekerjaan, ada," kata Agung. "Nelayan penangkap ikan itu pasti terganggu. Mereka akan kita alihkan (pekerjaannya). Kita tawarkan untuk dialokasikan bekerja dalam proses pembangunan ini semua," paparnya.