Partai Koalisi Pendukung Prabowo-Gibran Mulai Retak

Jumat 02-08-2024,07:33 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA: Prabowo Temui Presiden Serbia Perkuat Persahabatan Kedua Negara

BACA JUGA: Prabowo Bertemu Erdoğan: Kami Bertekad Tingkatkan Kemitraan Strategis

Namun, tepatnya 30 Juli 2024, tiket Gerindra sudah memutuskan untuk mencalonkan kader sendiri, Andra Sony-Dimyati Natakusumah. 

Airin yang berkeringat memenangkan Prabowo-Gibran ditinggal oleh koalisi yang dia pimpin dulu. Partai-partai koalisi lain, yakni Demokrat, PAN, PBB, dan PSI, sudah mengikuti calon yang ditetapkan Gerindra. Nasdem, PKS, dan PKB mengamini calon yang diproklamasikan partainya Prabowo.

Koalisi meninggalkan Airin bersama Golkar. Namun, dia masih bisa meraih tiket karena ada PDIP yang juga belum menentukan calon.

Ridwan Kamil pun bisa bernasib seperti Airin. Gerindra akan mengusung kader sendiri di pilgub Jawa Barat. 

Polanya, Gerindra akan mendorong Ridwan di pilgub Jakarta. Partai yang dipimpin Prabowo itu paling bersemangat mendorong Ridwan di Jakarta. Dari jejak digital dua elite Gerindra, Ketua Harian Sufmi Dasco Ahmad dan Waketum Habiburokhman, sudah secara terbuka akan mencalonkan Ridwan di Jakarta. 

Skenario yang sangat berbeda dengan Golkar, yang tetap menginginkan Ridwan Kamil di Jawa Barat. Peluang menang sangat besar.

Pilkada memang tak secair kompromi di level pilpres. Di pilpres, kompromi parpol bisa dalam jatah menteri, pos dubes, hingga bagi-bagi jabatan di BUMN. Di pilkada, jabatan politiknya hanya kepala daerah dan wakilnya. Lainnya, kepala dinas dan lain-lain, jabatan birokrasi karier.

Beda jalan antara Gerindra dan Golkar di pilgub Banten serta Jabar itu menunjukkan potensi retak setiap saat bisa muncul. Padahal, sejumlah elite KIM menginginkan menjadi permanen.

Bahkan, sempat muncul ide politikus PSI Grace Natalie yang menginginkan koalisi KIM tetap dijaga utuh di era Prabowo. Caranya, mengangkat Jokowi (saat itu sudah mantan presiden) sebagai koordinator. Padahal, PSI sendiri, partai Jokowi, gagal masuk DPR.

Retak atau solidnya koalisi akan bergantung cara Prabowo menangani. Setelah pilkada, masih ada satu momen lagi untuk membuat solid, yakni kompromi dan akomodasi di kabinet. Misalnya, Airin jadi menteri mungkin. (*)

 

 

 

Kategori :