Fakta tersebut memancing asumsi dari banyak pemerhati balap Eropa mengenai pemilihan Marc Marquez.
Namun, setelah kita menyaksikan bagaimana perjuangan pembalap tim pabrikan Ducati-Lenovo, Enea Bastianini, yang meraih poin maksimal 37 dari kemenangan grand prix (Minggu) dan sprint race (Sabtu), situasi berubah.
Pencapaian ini menyebabkan perubahan di peringkat klasemen pembalap sementara, di mana Bastianini berhasil memperpendek jarak poin dengan pemimpin klasemen sementara, Jorge Martin (tim satelit Ducati-Pramac Racing), menjadi 49 poin.
Sementara itu, koleksi poin Jorge Martin masih unggul 3 poin dari Bagnaia (tim pabrikan Ducati-Lenovo), yang berada di peringkat kedua klasemen.
Jika Marc Marquez bisa tiba-tiba bangkit dan tampil konsisten dalam 11 seri tersisa musim ini, perburuan gelar juara dunia di kelas “para Raja” musim 2024 pasti akan lebih menarik.
BACA JUGA:Strategi Ducati dan Aprilia di Silverstone: Siapa yang Akan Memimpin?
BACA JUGA:Serba-serbi Silverstone, Sirkuit Legendaris Paling Adil untuk Semua Motor!
Namun, jika Marquez tetap melempem hingga akhir musim ini, perburuan gelar juara dunia di kelas "para Raja" MotoGP akan menjadi kurang menarik.
Mengapa demikian? Sederhana, setelah dikecewakan oleh Ducati musim depan, Jorge Martin akan berlabuh ke tim pabrikan Aprilia, sementara Enea Bastianini sepakat untuk bergabung dengan tim satelit KTM-Tech3 Racing.
Jika salah satu dari mereka menjadi juara dunia pada musim 2024, maka Ducati tidak akan memiliki juara dunia bertahan dari musim sebelumnya di musim balap 2025.
Tugas Francesco Bagnaia akan menjadi lebih berat, meskipun ia adalah juara dunia kelas “para Raja” MotoGP musim 2022 dan 2023. Tekanan yang diberikan oleh Jorge Martin dan Enea Bastianini tampaknya akan terus berlangsung hingga akhir musim ini.
Biarkan waktu yang akan membuktikan apakah pertaruhan Ducati untuk mendatangkan Marc Marquez ke tim pabrikan pada 2025 akan membuahkan hasil sesuai dengan skenario impian mereka.
Atau sebaliknya, apakah Ducati akan menyesali skenario yang mereka lepaskan pada akhir musim ini.
Saat ini, siapapun memiliki peluang untuk menjadi juara dunia di kelas "para Raja" MotoGP musim 2024.
Masih banyak kesempatan untuk mencuri perhatian di tikungan, selama mereka dapat konsisten mempertahankan racing line hingga akhir musim ini.
(Bagus Aji)