HARIAN DISWAY – TSV Management akhirnya buka suara terkait acara kontroversial bertajuk Burning Sun Surabaya. Katanya, acara itu pun akan dibatalkan. Tak urung, masih ada sejumlah pertanyaan yang mencuat di benak netizen yang heboh. Baik di Indonesia dan di luar negeri.
Kehebohan pertama adalah noal nama event tersebut. Yakni, Burning Sun.
Anda sudah tahu, Burning Sun atau Burning Sun Scandal adalah kasus besar yang mencuat di Seoul, Korea Selatan, pada 2019.
Burning Sun adalah nama klub malam di Gangnam, distrik hiburan di ibu kota Korea Selatan tersebut. Ternyata, klub itu menjadi pusat lingkaran skandal besar. Di situ terjadi kasus pelecehan seksual, pornografi, pengambilan video diam-diam yang merusak privasi, serta penggunaan obat-obat terlarang. Dan itu melibatkan sejumlah selebriti beken di negeri itu.
Betapa tidak, salah satu manajer klub tersebut adalah Lee Seung-yun (Seungri), mantan anggota boyband BigBang. Begitu skandal itu mencuat, Seungri pun langsung menyatakan pensiun dari dunia hiburan pada 2019. Ia terseret karena kasus penyuapan dengan servis pelayanan seksual.
Tak heran, kehebohan acara Burning Sun di Surabaya pun sampai di kuping orang-orang Korea Selatan. Termasuk Seungri. Pria kelahiran 12 Desember 1990 itu langsung buka suara. Ia membantah anggapan soal kehadirannya pada acara Burning Sun Surabaya. Apalagi sampai membuka bisnis kelab malam di negara lain.
TSV Management pun klarifikasi. Tapi, ada beberapa pernyataan mereka yang masih menimbulkan pertanyaan yang belum bisa terjawab dalam klarifikasi tersebut.
Promotor TSV Management menyatakan bahwa mereka mengusung tema Nightlife seperti di Burning Sun. Tetapi, mereka menjanjikan sebuah acara yang aman. Berikut adalah isi klarifikasi mereka yang ditulis dalam beberapa poin:
Poin klarifikasi TSV Management di instagram-@thesaverio-Instagram
1. Mengapa harus bertema Nightlife di sebuah kelab malam?
Potret CEO TSV Management Promotor Burning Sun Surabaya-Megg Saverio-Facebook
Yang masih menjadi teka-teki yang belum terjawab dalam pernyataan ini adalah mengapa mereka harus mengusung tema dunia malam di sebuah kelab?
Padahal, masih ada beberapa tema dan tempat lain yang bisa digunakan untuk menggelar acara musik atau dance K-Pop. Mungkin seperti di taman kota, area CFD, atau beberapa tempat lain yang terbuka dan aktivitasnya bisa diketahui oleh publik.
Sehingga orang-orang bisa menikmati musik K-Pop secara gratis dan membuat branding promotor lebih dikenal banyak orang. Tentunya cara itu lebih aman dan bisa meyakinkan para netizen bahwa memang tidak ada aktivitas ilegal di dalam event tersebut.
Mengingat penggemar K-Pop berasal dari berbagai kalangan. Mulai anak usia SMP hingga ibu rumah tangga. Menyelenggarakan di tempat terbuka bisa membuka peluang besar untuk menarik banyak konsumen, bukan?
Selain itu, dengan cara mengadakan acara di tempat terbuka, promotor juga bisa memberikan kesempatan pada anak-anak muda untuk terus berkreasi di bidang dance K-Pop. Hal itu pasti akan dinilai positif.