HARIAN DISWAY - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua partai penguasa negara tirai bambu tersebut pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Partai Demokrat Liberal (LDP) akan mengadakan pemilihan presiden pada November mendatang, hal ini juga berarti Kishida akan mengakhiri masa jabatannya selama tiga tahun yang diwarnai dengan kenaikan harga dan skandal politik.
Bukan tanpa alasan, menurut kantor berita lokal Kyodo dan jajak pendapat terbaru NHK, Kishida mengalami penurunan dukungan publik di kabinetnya dengan hanya 25% yang ‘mendukung’, sementara 55% responden tidak mendukung. Hal inilah yang memicu Kishida untuk tidak mencalonkan diri kembali sebagai pemimpin LDP.
Dalam sebuah konferensi pers, Kishida menekankan pentingnya LDP untuk memiliki ‘wajah baru’ dalam kepemimpinan dan menyatakan bahwa 'langkah pertama' baginya adalah dengan mengundurkan diri.
Menurut terjemahan dari Reuters, Ia menambahkan bahwa ia merasa perlu mengundurkan diri agar LDP dapat memperoleh kembali kepercayaan publik.
BACA JUGA:Panik! Peringatan Gempa Dahsyat Bikin Warga Jepang Timbun Bahan Pokok
Kishida mengatakan keputusan tersebut dibuat dengan mempertimbangkan apa yang terbaik bagi masyarakat Jepang, dan menekankan perlunya meningkatkan pertumbuhan upah serta investasi untuk mengatasi tantangan perekonomian yang rawan deflasi.
Sejak tahun 1990-an, Jepang telah berjuang melawan tekanan deflasi yang membandel. Partai LDP yang berkuasa saat ini terjerat dalam skandal pendanaan politik, yang melibatkan salah alokasi dan pelaporan dana yang tidak sesuai oleh fraksi-fraksi partai.
Skandal tersebut mengakibatkan penangkapan beberapa menteri. Sebelumnya, pada bulan Januari, Kishida membubarkan fraksi terbesar dalam partai sebagai respons terhadap skandal ini.
Kishida juga mengungkapkan bahwa ia 'tidak ragu' dalam mengambil tanggung jawab sebagai pimpinan LDP atas masalah-masalah yang timbul dari anggotanya. Ia telah mempertimbangkan tanggung jawab ini sejak skandal pendanaan tersebut mencuat.
William Pesek, penulis buku Japanization: What the World Can Learn from Japan’s Lost Decades, menyatakan ketidaksetujuannya terkait keberhasilan penanganan skandal tersebut.
“Kishida hampir tidak mencapai apa pun dalam perbaikan ekonomi, yang menjadi kebutuhan mendesak karena inflasi melampaui upah. Investor yang mendorong saham ke rekor tertinggi khawatir bahwa kegembiraan yang tidak rasional melampaui fundamental ekonomi yang mendasarinya,” katanya dalam email kepada CNBC.
BACA JUGA:Bikin Ketawa! Jepang Terbitkan Aturan Wajib Tertawa bagi Warga
Pesek juga menambahkan bahwa pemilihan LDP yang akan datang pada bulan September diperkirakan akan menjadi yang paling tidak pasti dalam beberapa tahun terakhir, karena belum ada calon pengganti yang jelas untuk Kishida.
Sedangkan pada bulan Juli, Bank of Japan (BOJ) mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga, yang menyebabkan ketidakstabilan pasar saham dan penurunan tajam nilai yen.