Terang saja, keputusan Airlangga tersebut mengejutkan banyak pihak. Berbagai spekulasi muncul ke permukaan. Termasuk soal adanya penguasa yang mencoba mengambil alih Golkar.
Meski, pada akhirnya Airlangga dan Golkar satu suara menegaskan bahwa keputusan tersebut murni karena alasan pribadi. Airlangga menyatakan ingin fokus pada pemerintahan dan mengawal transisi ke pemerintahan baru Prabowo-Gibran. (*)