HARIAN DISWAY - Seorang dokter residen berusia 31 tahun di Kolkata yang sedang beristirahat setelah 36 jam kerja di ruang seminar Rumah Sakit RG Kar diperkosa dan dibunuh pada 9 Agustus lalu. Tenaga kesehatan di seluruh India setelah itu melakukan aksi mogok kerja dan menolak untuk memberhentikan aksi tersebut.
Para dokter khususnya di RG Kar mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan aksi tersebut hingga Mahkamah Agung mengumumkan putusannya pada hari Kamis mendatang (22 Agustus).
Para dokter juga akan turun ke jalan hari ini (21 Agustus) dari RG Kar ke Sashthya Bhawan. Layanan-layanan elektif di beberapa rumah sakit pemerintah di seluruh kota tetap ditangguhkan karena protes tersebut.
BACA JUGA:Ratusan Dokter India Masih Mogok Kerja Solidaritas Untuk Dokter Yang Diperkosa
Namun, Asosiasi Dokter Residen AIIMS dalam sebuah pernyataan resmi mengatakan bahwa mereka masih akan menyediakan layanan OPD dari Jantar Mantar pada pukul 11:00 dan seterusnya meskipun akan tetap melanjutkan aksi mogok terhadap insiden Dokter Moumita tersebut.
Di samping itu, Ketua Asosiasi Dokter FAIMA Dr Rohan Krishnan menyambut baik keputusan Mahkamah Agung untuk membentuk Satuan Tugas Nasional (National Task Force). Namun, para dokter tetap akan terus melanjutkan aksi mogok kerja mereka sembari menuntut tindakan konkrit dari pemerintah terkait Undang-Undang Perlindungan Pusat.
“Kami telah berbicara dengan para dokter residen pan-India, mereka semua menuntut bahwa jika tidak ada tindakan konkret yang diambil oleh Pemerintah terkait CPA (Undang-Undang Perlindungan Pusat), kami tidak akan kembali bekerja,” ujar Kirshnan.
Dalam sebuah postingan media sosial di X, FAIMA menulis, “Dalam pertemuan RDA Nasional dan para pemangku kepentingan FAIMA, diputuskan bahwa kami akan melanjutkan aksi mogok. Kami berada dalam situasi #DoOrDie, kami ingin @MoHFW_INDIA @HomeMinistr2024 @JPNadda @AmitShah ji untuk turun tangan dan membuat peraturan untuk mengakhiri pemogokan.”
BACA JUGA:Giiran Ribuan Warga India Turun ke Jalan, Protes Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan Dokter Moumita
Pengadilan Tinggi Kalkuta pada hari Selasa mengizinkan BJP Benggala Barat untuk berdemo di dekat stasiun metro Shyambazar di kota ini selama lima hari dari tanggal 21 Agustus untuk melakukan protes.
Sementara itu, tes poligraf untuk Sanjay Roy, terdakwa utama dalam kasus ini masih belum mendapatkan pengacara yang bersedia untuk mewakilinya.
BACA JUGA:Tragedi di Kolkata: Dokter Magang Tewas Diduga Diperkosa, India Bergejolak