Ilmuwan Temukan Virus Berbahaya di Tiongkok yang Menular melalui Gigitan Kutu

Senin 09-09-2024,18:14 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

HARIAN DISWAY - Para ilmuwan telah melaporkan penemuan virus baru yang ditularkan melalui gigitan kutu di Tiongkok, yang dapat menyebar ke manusia dan menyebabkan penyakit neurologis.

Virus itu, yang diberi nama Wetland virus (WELV), pertama kali diidentifikasi pada seorang pasien di kota Jinzhou pada Juni 2019. Penemuan itu baru dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine pada 4 September 2024.

Pasien yang terinfeksi adalah seorang pria berusia 61 tahun yang mengalami demam, sakit kepala, dan muntah lima hari setelah mengunjungi sebuah taman di wilayah lahan basah di Mongolia Dalam. Yakni sebuah daerah otonom di Tiongkok Utara.

BACA JUGA:Mirip Seperti Covid 19, Begini Penyebaran Virus Mpox

Pria tersebut melaporkan bahwa dirinya digigit kutu selama kunjungan tersebut. Pengobatan dengan antibiotik tidak memberikan hasil, yang menunjukkan bahwa infeksi tersebut bukan disebabkan oleh bakteri.

Setelah dilakukan analisis terhadap DNA dan RNA dalam darah pasien, para peneliti menemukan jenis virus baru dari kelompok orthonairovirus.

Virus itu merupakan kelompok virus yang juga mencakup virus penyebab demam berdarah Krimea-Kongo, sebuah penyakit langka dan mematikan yang juga ditularkan melalui gigitan kutu atau kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.

BACA JUGA:Imbas Penyebaran Virus Mpox, Kemenhub Wajibkan Aplikasi SatuSehat Untuk Perjalanan Luar Negeri


Ilmuwan Temukan Virus Berbahaya di Tiongkok yang Menular melalui Gigitan Kutu. Ilustrasi kutu. Ilmuwan menemukan virus baru di Tiongkok yang ditularkan melalui gigitan kutu.-wirestock-freepik.com

WELV belum pernah ditemukan sebelumnya pada hewan atau manusia. Setelah mendeteksi virus itu dalam darah pasien, para peneliti melakukan investigasi lebih lanjut dengan mengumpulkan hampir 14.600 kutu dari berbagai lokasi di Tiongkok Utara, termasuk di taman lahan basah yang dikunjungi pasien tersebut.

Sekitar 2 persen dari kumpulan kutu tersebut positif mengandung material genetik WELV, dengan spesies kutu haemaphysalis concinna sebagai vektor utama yang membawa virus itu.

Peneliti juga mendeteksi virus itu pada beberapa hewan, seperti domba, kuda, babi, dan tikus yang disebut transbaikal zokor. Meskipun tidak ada material genetik virus yang ditemukan pada anjing atau sapi, beberapa hewan itu memiliki antibodi terhadap virus. Menunjukkan bahwa sistem kekebalan mereka pernah melawan infeksi tersebut.

BACA JUGA:Kemenkes RI Perketat Akses Masuk Indonesia, Cegah Virus Cacar Monyet

Dalam studi lebih lanjut, para peneliti menganalisis sampel darah dari 640 penjaga hutan dan menemukan bahwa 12 di antaranya memiliki antibodi terhadap WELV. Mereka juga melakukan pengujian di empat rumah sakit di timur laut Tiongkok. 

Di kawasan itu terdapat 20 pasien yang mengalami demam dalam satu bulan setelah gigitan kutu. Mereka dinyatakan positif terinfeksi WELV.

Kategori :