HARIAN DISWAY – Festival Kue Bulan adalah salah satu perayaan penting dalam tradisi masyarakat Tionghoa. Festival Kue Bulan juga disebut sebagai Festival Pertengahan Musim Gugur (Mid-Autumn Festival). Perayaannya selalu digelar pada tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek. Tahun ini, perayaan Festival Kue Bulan jatuh pada 17 September 2024.
Spirit Perayaan Festival Kue Bulan
Warga Tiongkok percaya bahwa bulan purnama pada bulan kedelapan adalah yang paling bulat, paling terang, dan paling dekat dengan bumi. Cahayanya begitu cerah hingga menerangi malam yang gelap.
Warga juga percaya bahwa itulah saat Dewi Bulan merestui mereka. Dengan restu itu, keluarga pun berkumpul dan bergembira bersama sembari menikmati penganan khas. Yakni, kue bulan.
Karyawan membuat kue bulan di sebuah pabrik makanan menjelang festival pertengahan musim gugur di Taizhou, di Provinsi Jiangsu, Tiongkok Timur, 8 September 2024.-STRINGER / AFP-
Berdasar penanggalan musim, Festival Kue Bulan yang disebut sebagai zhong qiu jie dalam bahasa Mandarin adalah musim panen. Di pertengahan musim gugur tersebut, warga mulai memetik hasil panen yang mereka tanam pada musim panas. Tak heran, kegembiraan pun melingkupi warga Tiongkok tatkala mereka menikmati hasil bumi.
BACA JUGA:Sambut Festival Musim Gugur, Vasa Hotel Surabaya Hadirkan Beragam Kreasi Kue Bulan
BACA JUGA:Tidak Dipanggang, Kue Bulan Pertama Berbalut Salju Lebih Sehat
Sejumlah catatan menyebutkan bahwa Festival Kue Bulan sudah menjadi tradisi sejak 2.000 tahun yang lalu. Festival tersebut sudah terselenggara sejak era Dinasti Song yang memerintah pada 960-1200 Masehi.
Mitos Festival Kue Bulan
Sebagai sebuah tradisi yang berlangsung ribuan tahun, Festival Kue Bulan juga dilingkupi mitos dan legenda. Salah satunya adalah kisah Hou Yi dan Chang’e.
Koki Yip Wing-wah memamerkan -Anthony WALLACE / AFP-
Cerita legenda itu menyebutkan bahwa Chang’e (juga sering ditulis sebagai Chang-E) adalah seorang perempuan jelita yang punya suami bernama Hou Yi.
Hou Yi adalah seorang pemanah ulung dan anggota pengawal istana.
Kala itu, di Tiongkok kuno, cuaca selalu panas. Sebab, di langit ada 10 matahari. Dengan kemampuan memanahnya, Hou Yi menembak sembilan matahari. Sehingga, yang tertinggal hanya satu matahari. Cuaca pun kembali normal.