HARIAN DISWAY – Kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin,WHO telah menetapkan wabah Mpox sebagai Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Menkes Budi Sadikin mengungkapkan bahwa virus cacar monyet (monkeypox) itu telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi sama seperti Covid-19. Hal tersebut disampaikan pada akun Youtube @corbuzier pada Selasa, 17 September 2024.
Menkes menyebut jika awal kenaikan Mpox mecapai 30 ribu penderita. Seluruh dunia bergerak termausk Indonsia, pada saat itu. Setelah kenaikan tersebut terjadi flat bahkan jumlahnya berkurang, sehingga WHO mencabut PHEIC pada Maret 2024 lalu.
BACA JUGA: Kadinkes Jatim: 20 Siswa di Situbondo Kena Cacar Air, Bukan Mpox
“Tiba-tiba sekitar Juni Juli dinaikan lagi sama WHO karena ternyata ada varian baru 1b. Yang beredar di dunia dan cepat naik itu 2b,” jelas Budi. Ia menjelaskan bahwa virus Mpox varian 2b fatality rate (tingkat kematian) nya di bawah 0,1 persen.
Sedangkan varian 1b tingkat kematian mencapai 10 persen. Meskipun penularannya lebih rendah, tetapi fatalitasnya tinggi. Menkes mengatakan bahwa kasus Mpox di Indonesia telah menginfeksi 22 orang dengan varian 2b, namun semuanya sembuh.
“Jadi kita sudah banyak suspek kita tes, tesnya sama seperti covid. Tes PCR, untuk melihat positif atau negatif. 1b nya sampai sekarang tidak ditemukan,” lanjutnya. Meskipun demikian, bukan berarti varian 1b tidak ada.
BACA JUGA: Hati-hati! Wabah Mpox Meningkat, Anggota DPR Minta Kesehatan Anak Diperhatikan
“Sampai sekarang belum ditemui. Di Singapura belum, di Malaysia belum, yang ditemui di Thailand,” ujarnya. Namun, Budi menyatakan bahwa orang tersebut bukan orang asli Thailand, melainakan seorang visitor Jerman yang datang dari Afrika.
Sementara jumlah pasien di Uganda yang terinfeksi varian baru telah meningkat menjadi 11. Henry Gatyanga Mwebesa, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan, mengungkapkan hal itu kepada wartawan di Kampala.
Bahwa semua pasien terinfeksi oleh strain virus clade 1b yang diyakini sebagai varian yang lebih mematikan dan dapat menyebar melalui kontak kulit ke kulit. Negara tersebut pertama kali melaporkan wabah penyakit itu pada 24 Juli 2024.
BACA JUGA: Waspada Kasus Mpox Mencapai 18.000 di Republik Demokratik Kongo, WHO: Terdapat Tiga Gejala Utama
Dengan catatan bahwa virus tersebut masuk ke Udanda dari Republik Demokratik Kongo (RD Kongo). Anda sudah tahu bahwa Uganda berbatasan dengan RD Kongo sehingga wabah Mpox yang dimulai pada Januari 2023 itu kemungkinan dari sana.
Ciri gejala Mpox yang sangat membuat resah penderitanya yakni di antaranya dengan munculnya lesi dan ruam di beberapa bagian tubuh. --WHO
Berkaca dari itu, dalam keterangannya, menkes menyebutkan bahwa penularan Mpox harus diwaspadi karena di antaranya berasal dari hubungan sesama jenis (homoseksual). Menurut dia, sebanarnya penyebaran Mpox mirip dengan HIV.
"Kalau kita tidak melakukan perilaku seksual seperti itu sebenarnya sangat aman karena penularannya 95 persen dari situ. Jadi ubahlah perilaku,” jelas Budi. Ini sesuai jika dilihat data di Afrika, terdapat kejanggalan yaitu pada wanita Afrika di yang tertular.