5 Batik Khas Tulungagung, dari Batik Lurik Bhumi Ngrowo hingga Batik Gajah Mada

Sabtu 05-10-2024,13:16 WIB
Reporter : Neha Hasna Maknuna*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

TULUNGAGUNG, HARIAN DISWAY - Tulungagung dikenal sebagai kota penghasil marmer terbesar di Indonesia. Tapi kota itu juga memiliki potensi lain yang patut dilirik. Yaitu keragaman batik khas yang tak bisa dipisahkan dengan sejarah yang ada di Tulungagung sendiri. 

Mulanya, wilayah itu diberi nama Bonoworo atau Mrowo. Setelah pemerintahan Majapahit melakukan perluasan daerah, wilayah itu diganti menjadi Tulungagung. Saat peralihan itu banyak prajurit hingga keluarga kerajaan yang mengajarkan pembuatan batik yang terus dikembangkan hingga saat ini. 

Pembuatan batik pada masa itu diperuntukkan sebagai pakaian bangsawan. Seiring berjalannya waktu, batik menjadi komoditas seni. 

BACA JUGA:Rayakan Hari Batik dengan Batik in Style, Hotel Wyndham Surabaya Geber Fashion Show Tiga Desainer

Uniknya, beberapa desa di Tulungagung mampu menciptakan batik khasnya sendiri. Kemudian diabadikan menjadi nama batik. Seperti batik dari Desa Sembung, Desa Kalangbret, Desa Majan, dan lain-lain.

Berikut adalah jenis-jenis batik Tulungagung yang populer.

1. Batik Lurik Bhumi Ngrowo

Batik lurik bhumi ngrowo diresmikan dalam acara Exotica Tulungagung Carnival pada 21 September 2024. Batik itu memiliki motif  garis-garis vertikal memanjang disertai jajar sembilan lekukan yang melambangkan air.

Dalam makna yang luas, air yang mengalir melambangkan kejernihan dan pembaruan. Angka sembilan merupakan angka terakhir sebagai nilai tertinggi. Nilai yang mencakup kebijaksanaan atau puncak dari pencapaian-pencapaian hidup.

BACA JUGA:Cara Warga Liponsos Keputih Rayakan Hari Batik Nasional: Bukti Bisa Dilatih dan Berkomunikasi

2. Batik Gajah Mada

Penamaan Gajah Mada diambil dari nama salah seorang tokoh pemimpin pada masa Majapahit. Motifnya pun memiliki makna yang tidak keluar dari penamaannya. Yaitu seputar karakteristik Gajah Mada yang digambarkan dengan garis-garis melingkar saling terhubung dan berirama.

Pola itu menunjukkan kesan yang kuat dan lugas, yang bersinggungan dengan karakteristik Gajah Mada yang berkarisma dan bijaksana.

Batik itu mudah dijumpai di berbagai daerah karena motifnya yang terus mengalami modifikasi. Batik yang mengusung eksplorasi kreatif, sangat bervariasi mengikuti selera generasi modern. Batik itu bisa digunakan dalam acara formal hingga semi formal. 

BACA JUGA:Peringati Hari Batik Nasional, Hotel Santika Pandegiling Gelar Pameran Bersama UMKM Batik Lokal Surabaya

Kategori :