HARIAN DISWAY - Akhirnya... Puncak klasemen sementara Liga Italia Serie A jatuh ke tangan klub yang dulu sangat berkuasa: Juventus.
Mereka mengumpulkan 12 poin dari 6 laga. Megkudeta Torino yang sebelumnya leading dengan 11 poin. Namun, Torino baru bermain lima kali. Dan berpotensi merebut puncak lagi jika menang atas Lazio hari ini.
Si Nyonya Tua (sebutan Juventus) naik sebagai capolista (pemimpin klasemen) setelah menghajar Genoa 3-0 pada Minggu dini hari, 29 September 2024.
Pertandingan yang berlangsung di Stadio Luigi Ferraris itu berjalan tanpa kehadiran penonton. Sebab, Genoa menerima sanksi dari federasi sepakbola Italia (FIGC).
BACA JUGA:Inter Milan Dipuji Gelandang Juventus, Favorit Juara Liga Italia!
BACA JUGA:Wojciech Szczesny Gabung Barcelona, Juventus Hemat 34 Miliar
Meski awalnya laga berjalan alot, Juventus akhirnya menunjukkan taringnya di babak kedua. Dusan Vlahovic menjadi pahlawan dengan mencetak brace. Lalu, Francisco Conceicao turut menyumbang satu gol kemenangan Si Nyonya Tua.
Perubahan Taktik Thiago Motta
Apa yang dilakukan sang pelatih, Thiago Motta? Padahal di babak kedua tidak ada pergantian pemain.
Well, ada beberapa perubahan taktis yang dilakukan pelatih baru Si Nyonya Tua itu dari formasi 4-3-3. Ia memindahkan Pierre Kalulu ke posisi bek sayap. Lalu Teun Koopmeiners dan Kenan Yildiz digeser ke peran yang lebih sentral, yakni di belakang Dusan Vlahovic.
"Dengan memotong ke dalam, Yildiz memberikan ruang bagi pemain sayap kami untuk menyerang. Itu lebih sesuai dengan sistem yang dimainkan Genoa," jelas Thiago Motta kepada DAZN.
BACA JUGA:Galatasaray Tak Lepas Victor Osimhen Meski Juventus Tertarik
BACA JUGA:Juventus Raih 3 Hasil Seri Beruntun, Thiago Motta Banjir Kritikan
"Setelah kami memimpin, tentu saja Genoa harus membuka diri dan lebih menekan lagi. Nah, itu memberi kami ruang untuk menciptakan lebih banyak peluang mencetak gol. Skornya bisa lebih besar dari ini," jelasnya.
Thiago Motta menjelaskan, selain perubahan taktis, tidak ada hal apa pun yang ia katakan kepada anak buahnya di masa jeda. Mereka memang membutuhkan kemenangan. Tapi Motta melakukan apa yang ia bisa: mengubah strategi.