Temuan Kerangka Manusia di Surabaya, Diduga dari Jasad Perempuan 20 Tahun

Selasa 01-10-2024,10:51 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Mohamad Nur Khotib

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Temuan kerangka manusia di Rumah Pompa Wonorejo akhirnya bisa diidentifikasi oleh pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).

Kabiddokes Polda Jatim Kombes Pol M Khusnan mengumumkan temuannya terkait 21 ruas tulang manusia pada Jumat, 27 September 2024. 

"Tujuh tulang paha, dua tulang klavikula atau selangkangan kiri, dan satu tengkorak kepala sisi belakang," ucap Khusnan.

BACA JUGA:Operasi Patuh Semeru 2024, Polda Jatim Tekan Pelanggaran dan Kecelakaan

BACA JUGA:Obral Panggilan Pemeriksaan, Subdit Tiipikor Polda Jatim Dilaporkan ke Kapolri

Selain itu, ada juga satu tengkorak sisi kanan dan satu rahang bawah dengan enam gigi yang masih menempel, serta satu tulang panggul.

Khusnan mengungkapkan bahwa kondisi sebagian besar tulang sudah tidak utuh. Bahkan rapuh karena sudah terlalu lama.

Ia juga menambahkan bahwa kerangka-kerangka tersebut berasal dari lebih dua individu.  Menurutnya, spekulasi awal ini berdasarkan jumlah dari tulang paha yang ditemukan.

Ahli Forensik Rumah Sakit Bhayangkara dr. Marifatul Ula menyebut kerangka tersebut berusia sekitar 20 tahun. Sehingga kondisi dari tulang-tulang tersebut sudah rapuh dan kebanyakan rusak.

BACA JUGA:Eks Kapolda Jatim Nico Afinta Dilantik Jadi Sekjen Kemenkumham

BACA JUGA:113 Personel Polda Jatim Walpri Pelaksana Pemilu dan Paslon

"Jadi, kalau misalnya tulang paha hanya tersisa batang tulang paha saja. Untuk bagian kepala dan tulang paha sudah tidak ada," ungkapnyi.

Identifikasi tulang itu cukup sulit lantaran ketidaklengkapan dari kerangka. Misal bagian kepala, tengkorak hanya ditemukan di bagian belakang saja. Meski ada bagian lain yang ditemukan seperti bagian dahi saja.

"Agak susah, karena kondisinya hanya puing. Hanya serpihan dari tulang, jadi kita untuk menentukan meninggalnya kapan agak susah karena kondisinya rapuh," lanjutnyi.

Kondisi tersebut, untuk saat ini, dianggap karena terkikisnya tulang oleh aliran sungai. Memang seluruh kerangka tersebut ditemukan di bantaran sungai. Sehingga kemudian tulang-tulang tersebut terkikis kemudian rusak.

Kategori :