HARIAN DISWAY - Kantor Staf Presiden Republik Indonesia bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Persetikatan Bangsa-Bangsa (FAO) secara resmi meluncurkan Program Regenerasi Petani dan World Food Forum (WFF) Indonesia.
Jelang pergantian pemerintahan, program yang awalnya diinisiasi oleh KSP ini kemudian dialihkan menjadi program dari Kemenko Bidang Perekonomian.
Peluncuran tersebut ditandai dengan upacara penandatanganan simbolis dan pemberian plakat yang diserahkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2024.
BACA JUGA:FAO Akui Laju Deforestasi Indonesia Menurun, Sudah Sesuai Standar Internasional
BACA JUGA:Dosen Untag Surabaya Dorong Pengembangan Branding Digital Pertanian Melon di Lamongan
“Data BPS terakhir bahwa mayoritas petani di Indonesia saat ini usianya 55 tahun, yang anomalinya Gen Z itu populasinya hanya 2,14 persen yang ada dalam sektor pertanian,” ujar Moeldoko.
Rendahnya minat generasi muda ini perlu ditegaskan dan dipikirkan bersama. Seiring jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat.
Apalagi, luasan lahan baku pertanian, produktivitas pertanian, dan jumlah petani semakin menyusut dari waktu ke waktu.
Setiap tahun, terjadi pengurangan lahan sekitar 50.000 hektare hingga 70.000 hektare dari total luasan lahan baku pertanian 45 juta hektare.
BACA JUGA:Hari Krida Pertanian 21 Juni: Sejarah dan Tujuan Peringatannya
BACA JUGA:Khofifah Jadi Pembina HKTI Jatim
Sensus yang dilakukan BPS menyebutkan, mayoritas petani Indonesia berusia di atas 55 tahun. Yaitu, petani usia 43-58 sebanyak 42,39 persen, perkiraan usia 59-77 tahun sebanyak 27,61 persen dan perkiraan usia 27-42 tahun mencapai 25,6 persen.
Sehingga regenerasi menjadi bagian yang mendesak untuk di dorong demi ketahanan pangan nasional.
Generasi muda memiliki peranan penting dalam memahami bahwa sektor pertanian memberikan keuntungan yang menarik.
BACA JUGA:HKTI Jatim Kampanyekan Pertanian Organik