Ada yang mengibaratkan, perjuangan kita untuk meraih cita-cita adalah bagaikan orang yang mengayuh sepeda. Kita harus terus mengayuh agar bisa sampai ke tujuan dan tidak terjatuh.
Tapi, dikayuh pun tetap belum pasti akan bisa sampai di tujuan dengan tanpa rintangan, apalagi berhenti dan tidak dikayuh: sudah pasti tidak akan ke mana-mana dan tetap di situ-situ saja.
Tentu lain soal kalau di tengah berhentinya Anda mengayuh tadi, tiba-tiba ada yang memberi Anda tebengan jet pribadi, misalnya --yang menjadikan Anda bisa sampai di tujuan dengan secepat kilat.
Namun, yang begitu, kan, seribu satu? Anda mesti menjadi sesuatu, atau paling tidak anaknya sesuatu, terlebih dahulu.
Sepanjang kita adalah seperti manusia-manusia lain pada biasanya, maka berlaku apa yang dijadikan moto oleh Yoriko Angeline, aktris dan penyanyi yang dikenal luas berkat perannya sebagai Wati dalam trilogi film Dilan, "Kita harus tetap kuat, harus tidak boleh menyerah, dan harus selalu ikhlas."
Ya, sebagaimana yang sejak ribuan tahun silam diingatkan Dai Sheng 戴圣, filsuf Konfusianis yang hidup di era Dinasti Han Barat, merupakan suatu keharusan bagi kita untuk dalam kondisi bagaimanapun tetap "毙而后已" (bì ér hòu yǐ): terus mengejar mimpi, dan baru berhenti berusaha kalau sudah mati.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan: Tri Rismaharini Calon Gubernur Jawa Timur: Jian Ji Tian Xia
Tseng Kuo-fan 曾國藩 pun demikian. Jenderal masyhur dinasti Qing itu menyeru kita untuk "持之以恒" (chí zhī yǐ héng): tetap bertahan tanpa menghiraukan apapun aral yang melintang. (*)