Surabaya Kota Layak Anak, tapi Kasus Kekerasan Masih Marak!

Jumat 11-10-2024,09:45 WIB
Reporter : Novia Herawati
Editor : Mohamad Nur Khotib

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kasus kekerasan dan bullying masih marak terjadi di Kota Surabaya belakangan ini.

Mulai dari kasus kekerasan anak disabilitas yang dilakukan oleh ayah kandungnya hingga kasus pemerkosaan remaja SMP oleh teman sebaya dari media sosial.

Teranyar, 4 siswi SMP Negeri 35 Surabaya menjadi korban begal payudara di Jalan Rungkut Asri, Surabaya. Rentetan kasus yang terjadi harus menjadi perhatian serius.

Apalagi, Surabaya baru saja diakui oleh United Nations Children's Fund (UNICEF) sebagai Kota Layak Anak Dunia. Bahkan menjadi satu-satunya kota penyandang gelar tersebut dari Indonesia.

BACA JUGA:Kasus Kekerasan di Pesantren Meningkat, JPPRA Sarankan Pendidikan Berbasis Kasih Sayang dan Dialog

BACA JUGA:Surabaya Diakui UNICEF sebagai Kota Layak Anak Dunia Pertama di Indonesia

Kondisi tersebut juga mendapat atensi dari penjabat sementara (PJs) Wali Kota Surabaya Restu Novi Widiani.

Restu tak menampik bahwa kasus-kasus kekerasan pada anak masih terjadi di Surabaya. Namun, dia berjanji untuk berusaha menangani masalah ini secepatnya.

Fokus utama Pemerintah Kota (Pemkot Surabaya) adalah memberikan perlindungan kepada korban dan menangkap pelaku secepatnya agar jera.

"Kita bersinergi dengan organisasi-organisasi perempuan dan anak, kemudian dengan lembaga sosial korban, saya rasa semua tertangani," ujarnyi. Jumat, 11 Oktober 2024.

Restu lantas mengajak seluruh masyarakat agar tidak ragu melapor ke Dinas Pemberdayaan Anak dan Perempuan di Kota Surabaya apabila mengalami kekerasan atau bullying.

"Jangan disembunyi-sembunyikan. Ini tugas kita bersama, karena kita sudah Kota Layak Anak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat pun harus menjaga ketertiban ini. Jadi harus dua arah," imbuh Restu.

Sementara itu, Anggota DPRD Kota Surabaya Ajeng Wira Wati mengatakan bahwa Pemkot Surabaya perlu menghidupkan kembali Satgas Teman Sebaya di seluruh sekolah se-Kota Pahlawan. Baik di tingkat SD dan SMP.

Langkah tersebut diyakini Ajeng dapat mencegah kasus kekerasan pada anak di Kota Surabaya. "Sebagai persiapan generasi emas ke depan," ujarnyi ditemui di kantornyi.

Ketua Fraksi Partai Gerindra Surabaya itu meminta Dinas Pendidikan Kota Surabaya untuk melibatkan peran wali murid atau orang tua. Utamanya mengawasi aktivitas anak di rumah dan di lingkungan sosial.

Kategori :