HARIAN DISWAY - Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam pidato pelantikannya menegaskan komitmennya untuk membawa Indonesia menuju swasembada pangan dan energi dalam lima tahun masa kepemimpinannya.
Dalam pidato yang disampaikan di hadapan ribuan tamu undangan di Istana Negara, Prabowo menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan dan energinya sendiri.
"Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Kita bisa dan harus swasembada pangan dan energi, demi kedaulatan bangsa," ujar Prabowo. Menurutnya, ketergantungan terhadap impor pangan dan energi harus segera diakhiri.
Mengingat dampak negatifnya terhadap perekonomian dan ketahanan nasional. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hingga tahun 2023, Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas pangan utama.
Seperti beras, gula, jagung, dan kedelai. Pada tahun 2022, Indonesia mengimpor sekitar 3,15 juta ton beras, menurut data Kementerian Pertanian. Sementara itu, ketergantungan pada impor kedelai mencapai lebih dari 90 persen kebutuhan nasional.
Situasi ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga di pasar internasional dan ancaman ketahanan pangan. Prabowo menyebutkan bahwa salah satu langkah strategis yang akan ditempuh.
BACA JUGA: Prabowo Singgung Pengusaha Nakal, Kebocoran Anggaran, hingga Maraknya Kasus Korupsi
Yakni dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat infrastruktur pengolahan hasil tani. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan memprioritaskan program-program untuk memodernisasi teknologi pertanian.
Juga menyediakan bantuan bagi para petani, dan memastikan akses distribusi yang lebih merata ke seluruh pelosok negeri. Dalam bidang energi, Prabowo menggarisbawahi bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Seperti batubara, minyak bumi, gas, dan energi terbarukan yang selama ini belum dimanfaatkan optimal. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia merupakan salah satu produsen batubara terbesar di dunia.
BACA JUGA: Prabowo Gunakan Mobil Nasional Maung Buatan Anak Negeri
Namun, sekitar 70 persen produksinya diekspor. Sementara kebutuhan energi domestik masih bergantung pada impor minyak. Untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, Indonesia menetapkan target dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga 23 persen dari total bauran energi pada tahun 2025. Namun, hingga tahun 2023, kontribusi energi terbarukan baru mencapai sekitar 14 persen.
Prabowo menegaskan bahwa di bawah kepemimpinannya, target tersebut akan dipercepat dan diperluas dengan pengembangan tenaga surya, angin, dan panas bumi, yang memiliki potensi besar di Indonesia.