Desainer Didiet Maulana Rilis Buku di Universitas Kristen Petra, Kisahkan Pengalaman Hidup Hingga Pendapat Soal Media Sosial

Sabtu 26-10-2024,20:04 WIB
Reporter : Jelita Sondang Samosir
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Selain berkarya sebagai fashion desainer kenamaan Indonesia, Didiet Maulana juga merupakan seorang penulis.

Didiet kerap menuliskan pengalaman hidupnya, baik dalam hal pribadi maupun tentang karirnya sebagai fashion desainer dengan karya yang sarat akan sentuhan budaya Indonesia. 

Buku terbarunya yang di kemas dalam bentuk kumpulan puisi berjudul "Pesan yang Datang Belakangan" ini baru rilis pada 10 Oktober 2024.

Selain rilis buku, Didiet juga berkeinginan untuk berbagi pengalamannya langsung dengan para pembaca. 

Maka dari itu, Gagas Media selaku penerbit buku bekerjasama dengan Perpustakaan dan Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK) Petra Christian University (PCU) menggelar bedah buku yang bertempat di Perpustakaan PCU pada Sabtu, 26 Oktober 2024. 

Dalam acaranya, Didiet Maulana mengajak pembaca untuk menyelami kisah-kisah personal yang belum pernah diungkapkannya.

Seperti halnya tentang bagaimana dirinya merayakan kehidupan, tentang pertemuan, kehilangan, serta cinta. 

"Sampai membahas fase epiphany mengenai permulaan, hasil buah dari pelajaran-pelajaran yang baru saya pahami belakangan," ujarnya. 

BACA JUGA:Bangun Kesadaran Cinta Bumi Sejak Dini, KBTK Kristen Petra 7 Berkunjung ke Kampung Oase Ondomohen

BACA JUGA:Melatih Akuntan Untuk Antisipasi Serangan Siber di Petra Christian University

Lebih lanjut, ia menerangkan jika bukunya ini terinspirasi dari perasaannya selama menggunakan sosial media.

Di mana ia merasa, jika sudah buka media sosial dirinya merasa bukan siapa-siapa. Apalagi dikatakannya, ketika di awal-awal terjun di dunia fashion dirinya merasa banyak ketinggalan. 

"Jadi luapan-luapan yang saya rasakan itu, saya tuliskan dalam bentuk pesan-pesan di buku ini. Saya kumpulkan data-datanya sejak tahun 2018," bebernya. 

Selain itu, Didiet juga mengajak para peserta agar dalam media sosial jangan ada rasa iri atau tidak mampu. Hal itu karena, apa yang terlihat di media sosial tak seindah apa yang sebenarnya terjadi. 

"Disini saya ingin sharing, kalau kita adalah manusia yg juga memiliki kepatahan atau kegagalan yang juga harus dirasakan. Enggak ada satupun usaha kita di dunia yang sia-sia," pesannya. 

Kategori :