“Salah satu penyebab stroke adalah faktor stress. Dan ternyata, dengan latihan fisik atau berolahraga rutin itu bisa menurunkan kecemasan dan depresi,” ujar dr. Elina.
BACA JUGA:Cara Cegah Stroke dan Penyakit Jantung dengan Minyak Zaitun
Kemenkes ungkap stroke jadi penyebab kematian terbanyak di RI, namun 90 persen stroke bisa dicegah sejak dini. --Freepik
Sementara, Dr. Dodik Tugasworo dari Perdosni mengungkapkan bahwa stroke kini tidak hanya menyerang lansia, tetapi juga usia produktif, bahkan anak-anak.
Berdasarkan data DALY 2019, distribusi usia penderita stroke cukup luas, termasuk pada kelompok usia di bawah 15 tahun.
Dr. Dodik juga mengingatkan masyarakat untuk mengenali gejala stroke dengan slogan "SeGeRa Ke RS," yang mencakup senyum tidak simetris, gerak tubuh melemah tiba-tiba, bicara pelo, dan sakit kepala hebat.
“Kalau kita lihat dari 18 penyakit neurologi, stroke itu menduduki posisi yang cukup banyak dan tidak hanya menyerang pada usia lanjut saja, tetapi sejak berusia 10 tahun, sampai yang memang paling banyak antara di usia-usia 45-80 tahun,” ucap Dr. Dodik.
BACA JUGA:Kenali Prinsip SeGeRa, Anjuran Kemenkes untuk Menemukenali Gejala Stroke
Sebagai bentuk pencegahan, Kemenkes mendorong penerapan metode CERDIK (Cek kesehatan, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres) dan 3O + 1D (Olahraga, Olah seni, Olah jiwa, Diet).
Di peringatan Hari Stroke Sedunia tahun ini, Kemenkes menyelenggarakan kampanye nasional bertema "Ayo Melangkah Kalahkan Stroke Mulai dari Diri Sendiri," mengajak masyarakat untuk menjalani hidup aktif sebagai langkah pencegahan stroke. (Jessica Laurent)